Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2022 Jadi Tahun Suram Kepolisian dan Upaya Kembalikan Kepercayaan Publik

Kompas.com - 30/12/2022, 13:10 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Namun sebagai pengamat kepolisian, Bambang menilai langkah yang dilakukan oleh Polri itu tidak tuntas, sebab tidak mengungkap siapa tokoh utama di balik judi online yang marak di Indonesia.

“Bagi masyarakat, ini (kasus pembunuhan Brigdir J) ada berkahnya dalam tanda kutip. Berkah artinya masyarakat tahu bobroknya kepolisian. Problemnya kan polisi tidak mengakui bobroknya. Masih saling menutup-nutupi sampai sekarang," kata Bambang kepada Kompas.com, Rabu (28/12/2022).

"Terkait konsorsium 303 sampai sekarang itu kan belum tuntas hanya pernik-pernik saja," ujar dia.

Kasus Kanjuruhan

Di tengah menurunnya kepercayaan masyarakat karena kasus pembunuhan Brigadir J, institusi Polri kembali disorot setelah terjadinya Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Dalam tragedi tersebut, sebanyak 135 orang tewas.

Berdasarkan penyelidikan yang yang dilakukan oleh Komnas HAM , kebanyakan korban yang meninggal dunia disebabkan karena kehabisan oksigen akibat paparan gas air mata.

Temuan Komnas HAM itu pun semakin menguatkan dugaan banyak pihak yang menyebut bahwa kericuhan terjadi sejak polisi yang berjaga menembakkan gas air mata ke tribun penonton.

Sayangnya, Kapolda Jawa Timur saat itu, Irjen Nico Afinta justru mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial.

Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya Nico seolah membenarkan penembakan gas air mata tersebut dengan mengatakan bahwa itu sudah sesuai prosedur.

Menurut Nico, hal itu sebagai upaya menghalau serangan suporter yang merangsek turun ke lapangan dan berbuat anarkis.

Padahal dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Saferty dan Security Regulations), penggunaan gas air mata tidak diperbolehkan.

Hal itu tertulis di Pasal 19 b soal pengaman di pinggir lapangan. "No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan).

Oleh beberapa pihak, ditetapkannya 6 tersangka dalam Tragedi Kanjuruhan pun belum bisa dianggap bahwa kasus tersebut telah diusut dengan tuntas.

"Terkait kasus Kanjuruhan sampai sekarang juga masih terkesan main-main saja kalau saya lihat. Penersangkaan enam orang itu pun juga tidak jelas, masyarakat pun memprediksi ending-nya juga mereka akan lolosnya semua," kata Bambang.

Dikutip dari Kompas.com, Tragedi Kanjuruhan semakin memperpanjang rekam jejak kekerasan oleh kepolisian yang mengakibatkan korban warga sipil. 

Pada 2020 Amnesty International Indonesia mencatat setidaknya terdapat 411 korban akibat penggunaan kekuatan polisi di 15 provinsi selama aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja antara 6 Oktober sampai 10 November 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Data dan Fakta
[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com