Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Pemanfaatan Energi Terbarukan dari Kampung, Hotel, dan Pabrik di Ujung Timur Jawa

Kompas.com - 29/12/2022, 16:49 WIB
Ahmad Suudi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Langit sudah gelap saat Khoirul Anwar (24) cepat-cepat mengemasi beberapa barang di rumahnya, di dalam Taman Nasional (TN) Baluran, Kabupaten Situbondo, Senin (19/12/2022).

Ia hendak membawa istri dan anak balitanya ke pos pengawas TN Baluran, yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.

Perjalanan itu mereka lalui menggunakan motor, diiringi suara jangkrik di sepanjang jalan setapak. Malam itu mereka ingin nonton sinetron di televisi.

Rumah Anwar berada di sebuah kawasan yang disebut Balanan, yang secara administratif berada di Dusun Merak, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.

Sambungan listrik PLN belum masuk ke sana karena berada di kawasan konservasi.

Baca juga: Jalajahi Dusun Merak TN Baluran, Hanya Punya Satu SD dan Ada Panel Surya di Setiap Rumah

Rumah Anwar memiliki dua titik lampu LED charge kecil, yang mendapat daya dari satu panel surya selebar telapak tangan pria dewasa.

Tentu saja perangkat pembangkit listrik mini itu tidak bisa menyalakan TV. Saat ingin menonton tayang layar kaca, mereka dan keluarga-keluarga lain akan menumpang di pos pengawasan.

"Ini rumah peninggalan nenek saya, dulu pakai lampu ublik (lampu minyak) diisi solar. Kalau tetangga dulu langganan ke saluran listrik diesel, sekarang pakai panel surya semua," kata Anwar kepada Kompas.com.

Petani wijen itu mengatakan, antara menggunakan saluran listrik PLN dan panel surya, sama-sama memiliki keuntungan dan kerugian.

Ketika menyambung PLN harus bayar biaya pasang dan tagihan bulanan. Akan tetapi, dia bisa menyalakan TV atau kulkas bila mau.

Baca juga: Studi: Beralih ke Energi Terbarukan dapat Hemat hingga 12 Triliun Dollar AS

Perangkat panel surya yang dibelinya di Pasar Asembagus pada 2019 dengan harga Rp 175.000 itu juga memiliki sisi plus dan minus.

Anwar mengatakan perangkat panel surya di rumahnya jarang rusak, juga tak perlu bayar tagihan bulanan, meskipun memang daya yang dihasilkan kecil.

Di tengah dorongan penggunaan energi baru terbarukan oleh Pemerintah Pusat, masyarakat Dusun Merak di dalam TN Baluran, telah lama menggunakannya secara massal.

Bu Marwan (68) menyalakan lampu warungnya yang dialiri listrik hasil panel surya di atap rumahnya di Pantai Lempuyang, Dusun Merak, Taman Nasional (TN) Baluran, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Minggu (18/12/2022).KOMPAS.COM/AHMAD SU'UDI Bu Marwan (68) menyalakan lampu warungnya yang dialiri listrik hasil panel surya di atap rumahnya di Pantai Lempuyang, Dusun Merak, Taman Nasional (TN) Baluran, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Minggu (18/12/2022).

Bila di Kabupaten Situbondo ada permukiman Dusun Merak, di Kabupaten Banyuwangi, ada pabrik dan hotel yang telah menggunakan energi baru terbarukan (EBT).

Berikut tiga lokasi pengguna EBT di dua daerah di ujung timur Pulau Jawa tersebut:

1. Permukiman Dusun Merak

Dusun Merak dihuni sekitar 360 kepala keluarga yang menempati zona khusus yang diizinkan ditinggali oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mulai 2010.

Namun, penyambungan listrik PLN belum diizinkan sampai sekarang. Seorang warga bernama Rohman berhasil memanfaatkan panel surya sepuluh tahun yang lalu, hingga semakin banyak yang meniru.

Sejak saat itu, kini diperkirakan 90 persen dari 360 KK di sana yang merupakan petani, nelayan dan peternak, telah beralih ke panel surya.

Hal yang mereka rasakan, panel mampu menerangi sepanjang malam, tidak di jam-jam tertentu saja seperti listrik dari mesin diesel yang dipakai sebelumnya.

Baca juga: Menyingkap Daya Tarik Wisata Dusun Merak di Balik Gunung Baluran

Sejumlah stasiun wifi pun tersedia di lintasan jalan setapak kampung pinggir pantai itu, yang menjual voucher seharga Rp 3.000 untuk sambungan internet selama 6 jam.

Terbatasnya pengetahuan warga pada spesifikasi alat yang cocok dan serangan hewan liar, masih menjadi tantangan.

Misalnya, yang dihadapi pemilik toko di Pantai Lempuyang bernama Bu Marwan (68), yang harus melindungi rumahnya dari serangan monyet dengan jaring ikan.

"Enak semalaman bisa nyala, jam berapa mau dinyalakan lampunya bisa. Banyak yang nginep, orang-orang yang mancing, saya kasih (cahaya) lampu itu juga," kata Bu Marwan, di rumahnya, Minggu (18/12/2022).

2. Panel Surya Hotel Santika

Grup Santika Indonesia Hotels and Resorts pada 2022 mencoba mulai mengandalkan panel surya di dua unit usaha mereka, yakni Hotel Santika Palembang dan Banyuwangi.

Atap gedung hotel mereka yang berada di Jalan Letjen S Parman, Kelurahan Sobo, Kecamatan dan Kabupaten Banyuwangi, kini ditempeli 96 lembar panel surya.

Di bawah, di tempat parkir pun ada fasilitas isi daya kendaraan listrik (charging station) yang disediakan gratis untuk pelanggan mereka.

General Manager (GM) Hotel Santika Banyuwangi Edy Dwi Sutrisno mengatakan, penggunaan panel surya ditujukan untuk mendukung pariwisata hijau dan model investasi berkelanjutan berbasis Environmental, Social and Governance (ESG).

"Hubungannya dengan sekarang dijalankan ekonomi hijau, juga mendukung kebijakan pemerintah, melaksanakan ESG agar berkesibamnungan menggunakan energi baru terbarukan," kata Edy, Rabu (28/12/2022).

Baca juga: Mengenal Panel Surya Hybrid dan Cara Kerjanya

Seorang staf memeriksa kondisi panel surya di atap Hotel Santika Banyuwangi, yang berlokasi di Kelurahan Sobo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, yang mulai memanfaatkan energi baru terbarukan, Rabu (28/12/2022).KOMPAS.COM/AHMAD SU'UDI Seorang staf memeriksa kondisi panel surya di atap Hotel Santika Banyuwangi, yang berlokasi di Kelurahan Sobo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, yang mulai memanfaatkan energi baru terbarukan, Rabu (28/12/2022).

Tak hanya itu, pihaknya mengincar efisiensi ongkos energi yang diperkirakan bisa mencapai 25 persen daripada hanya menggunakan saluran PLN.

Artinya, panel surya yang menghasilkan listrik 51,84 kWp itu bisa mengurangi beban biaya perusahaan untuk energi hingga Rp 7,2 juta per bulan.

Instalasi panel surya di sana bersifat on grid, sehingga bila ada kelebihan daya dari yang dibutuhkan, akan disalurkan langsung ke PLN.

Kelebihan pemasangan panel surya metode on grid, tidak membutuhkan baterai sehingga lebih hemat biaya beli baterai dan perawatannya.

"Ke depan, energi semakin mahal. Mau tidak mau akan ke sana, dan kita ingin jadi pionir. Dan Panel surya yang paling memungkinkan," kata Edy.

Menurut dia, untuk kondisi hotel yang dikelolanya, penggunaan panel surya paling cocok dibanding EBT lain, karena pemasangan mudah dan cepat, serta mudah dikombinasikan dengan sistem kelistrikan yang sudah ada.

Pihaknya mendapat garansi 25 tahun dari vendor. Setelah masa garansi itu, panel surya tetap bisa dipakai, namun diperkirakan telah berkurang kinerjanya.

3. Industri Gula Glenmore

Seorang pegawai PT Industri Gula Glenmore (IGG) menunjukkan bagian boiler yang membakar limbah tebu hingga menghasilkan uap yang mendorong turbin listrik di pabrik mereka, di Desa Karang Harjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi (2/7/2021)KOMPAS.COM/AHMAD SU'UDI Seorang pegawai PT Industri Gula Glenmore (IGG) menunjukkan bagian boiler yang membakar limbah tebu hingga menghasilkan uap yang mendorong turbin listrik di pabrik mereka, di Desa Karang Harjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi (2/7/2021)

Efisiensi atau penghematan biaya operasional perusahaan, karena memanfaatkan daya listrik EBT, juga dirasakan PT Industri Gula Glenmore (IGG) di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.

Bahkan, penghematan diklaim mencapai 95 persen, karena biaya operasional perusahaan anak PTPN XII dan PTPN XI itu, didominasi ongkos energi untuk menggerakkan mesin.

Selain itu ongkos pegawai terbilang rendah, karena mesin-mesin yang mereka gunakan untuk memasukkan bahan baku hingga pengepakan, bersifat semi otomatis.

Manajer Pengolahan PT IGG Guntur Prihatomo mengatakan, pabrik gula beserta pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) itu mulai beroperasi pada 2016.

"Tebu digiling yang menghasilkan nira dan ampas. Nira diproses menjadi gula dan ampas dibakar di boiler, yang menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin uap dan menghasilkan listrik," kata Guntur melalui telepon, Rabu (28/12/2022).

Turbin uap yang dihasilkan biomassa dari limbah tebu itu mampu menghasilkan 20 MW salama musim giling per tahun. Operasional perusahaan dan perumahan perusahaan mengonsumsi 12 sampai 14 MW.

Artinya, ada 4 sampai 6 MW yang bisa dijual ke PLN. Mereka pun pernah mengajukan penjualan energi listrik itu ke PLN Banyuwangi.

Namun, PLN Banyuwangi pun mengalami surplus listrik 40 persen, sehingga belum bisa membeli aliran listrik dari luar jaringan.

Guntur merngatakan, listrik menjadi produk IGG di luar gula yang telah terealisasi. Produk lain yang akan diproduksi adalah pupuk organik dan pakan ternak yang dibuat dari limbah mereka.

Dia mengatakan, asap yang keluar dari boiler dihisap kembali dan dimurnikan karbondioksidanya, yang kemudian dimanfaatkan untuk pemurnian gula sehingga memiliki warna putih, tidak kekuningan.

"PG (Pabrik Gula) Glenmore telah memanfaatkan CO2 untuk proses pengolahan gula yaitu tahap karbonatasi. Gas yang terbuang ke lingkungan, dipastikan telah memenuhi baku mutu," ucap Guntur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

Hoaks atau Fakta
Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan 'Rush Money'

Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan "Rush Money"

Hoaks atau Fakta
Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

Hoaks atau Fakta
Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com