KOMPAS.COM - Sebagian pohon di Taman Nasional (TN) Baluran, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, masih meranggas hingga akhir November 2022.
Bahkan bekas kebakaran hutan pada musim kemarau lalu masih terlihat di semak-semak dan tanah yang menghitam.
Kondisi kering justru membuat jalan tanah untuk transportasi warga sepanjang 10 kilometer di hutan bisa dilalui.
Jalan tersebut menghubungkan Desa Sumberwaru yang memiliki akses jalan nasional ke enklave Dusun Merak.
Saat hujan, jalan ke dusun terpencil itu tak akan bisa dilalui kendaraan karena sangat berlumpur.
Baca juga: Petani Delima Merah di Dusun Merak Butuh Dukungan Pemerintah
Dusun Merak awalnya dibabat pekerja perkebunan PT Gunung Gumitir yang memiliki Hak Guna Usaha (HGU) di area TN Baluran sejak 1975.
Izin HGU habis pada tahun 2000, namun pekerja perkebunan merasa tidak mendapatkan haknya dan menolak keluar dari kawasan terpencil itu bila tak menerima ganti rugi.
Sebagai jalan tengah, pada 2010 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadikan rumah-rumah di Dusun Merak sebagai zona khusus yang boleh ditempati warga, dan area sekitarnya sebagai zona tradisional.
Koordinator Humas TN Baluran Joko Mulyo mengatakan, Dusun Merak telah menjadi destinasi wisata alam terbatas dengan pengawasan ketat.
Jumlah pengunjung akan dibatasi dan harus selalu didampingi. Tidak seperti di Sabana Bekol dan Pantai Bama yang merupakan destinasi massal milik TN Baluran.
Sabana Bekol adalah feeding ground atau tempat makan banteng, kijang, dan hewan liar lainnya.
Sifat terbatas itu diambil demi keamanan wisatawan, karena kondisi kampung yang berada di tengah hutan dan memiliki jalan setapak bercabang.
"Takutnya kalau ke mana-mana, namanya pengunjung cari-cari spot, mau lihat gunung, masuk jalan, ke kebun-kebun, banyak jalan setapak, kalau terus masuk hutan bisa hilang. Kalau nggak diawasi kan bahaya," kata pria yang kerap disapa Jomi itu, saat dihubungi, Kamis (3/11/2022).
Selain itu, Jomi menjelaskan, di antara jalan tanah menuju Dusun Merak, ada zona pemanfaatan dengan daya tarik utama Pantai Bilik Sijile.
Destinasi itu telah dibagi menjadi area publik untuk pengunjung umum dan area privat yang akan dikembangkan investor pariwisata dengan skema HGU.