KOMPAS.com - Amerika Serikat akan menggelar pemilihan umum (pemilu) sela atau midterm election pada Selasa (8/11/2022).
Pemilu sela berlangsung pada pertengahan masa jabatan presiden atau setiap dua tahun. Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui mengenai pemilu sela di AS.
Dikutip dari Al Jazeera, midterm election berlangsung dua tahun setelah pemilihan presiden, yakni di tengah-tengah masa jabatan empat tahun presiden AS.
Biasanya, sekitar sepertiga dari kursi Senat yang beranggotakan 100 orang diperebutkan, bersama dengan 435 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat AS.
Pada pemilu sela kali ini, sebanyak 435 kursi di DPR akan diperebutkan dan 35 Senator juga akan dipilih.
Setiap negara bagian, terlepas dari populasinya, mendapat dua kursi Senat, sementara kursi DPR didistribusikan ke negara bagian berdasarkan kepadatannya.
Misalnya, California yang merupakan negara bagian terpadat memiliki 52 anggota DPR dan Wyoming yang merupakan negara bagian berpenduduk paling sedikit memiliki satu. Namun kedua negara bagian tersebut sama-sama memiliki dua Senator.
Jabatan gubernur, legislatif negara bagian, serta dewan lokal dan dewan sekolah juga akan diperebutkan di seluruh negeri pada pemilu sela.
Biasanya pemilu sela AS diadakan pada Selasa pekan pertama November. Apabila Selasa menjadi hari pertama bulan November, maka pemilu sela diadakan seminggu kemudian.
Tahun ini, hari pertama jatuh pada Selasa 1 November, dengan demikian pemilu sela dilakukan pada pekan berikutnya, yakni 8 November.
Midterm election diadakan pada pertengahan masa jabatan presiden karena masa jabatan House of Representatives atau Dewan Perwakilan Rakyat hanya dua tahun.
Kemudian, masa jabatan senat adalah enam tahun, jadi apakah itu tahun pemilihan presiden atau midterm election, 33 hingga 34 kursi Senat biasanya diperebutkan setiap dua tahun.
Dikutip dari The Guardian, meski bukan pemilihan presiden, namun midterm election berperan penting terhadap berjalannya masa jabatan presiden dua tahun ke depan.
Senat dan DPR membentuk majelis atas dan bawah Kongres, yang merupakan cabang legislatif dari pemerintah federal dan bertanggung jawab untuk membuat undang-undang.
Artinya, apabila Partai Republik memenangi pemilihan DPR, Senat atau keduanya, mereka akan berada di posisi strategis untuk menjegal agenda-agenda legislatif Presiden Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat.