Sebagai langkah untuk menhindari penipuan online, menurut Firman, adalah dengan memahami polanya. Masyarakat perlu tahu modus-modus apa saja yang selama ini ditemukan.
"Penipuan online terus berkembang sehingga kita perlu mempelajari kemungkinan-kemungkinannya. Orang untuk mencari keuntungan lewat platform digital ini tidak pernah berhenti, sehingga kita perlu mempelajari modus-modusnya," ujarnya.
Firman memaparkan, pada dasarnya penipu menggunakan metode social engineering, di mana pelaku memanipulasi korban untuk mendapatkan akses informasi pribadi atau data berharga.
"Jadi memancing orang untuk memberikan data pribadi, seperti nomor telepon, KTP, password dan sebagainya dengan berbagai macam modus yang akhirnya itu yang dituju," kata dia.
Maka, Firman mengimbau kepada masyarakat agar jangan sembarangan mengeklik dan memberikan data pribadi.
"Ketika diminta data pribadi, itu tentu jangan. Terutama ketika orang itu tidak dikenal dan tidak ada relevansinya dengan kita, jangan diberikan," ujar dia.
Poin utama dalam penipuan online yang memancing emosi adalah membuat korban panik dan tidak berpikir panjang.
Maka, satu hal yang dapat kita lakukan untuk menhindari penipuan online adalah tetap tenang.
"Tenang, itu kata kuncinya," ucap; Firman.
Cerna baik-baik pesan yang diterima, kemudian abaikan jika memang merasa tidak melakukan kesalahan atau pesan itu tidak relevan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.