Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah AIRA, Wujud Cinta untuk Anak-anak dengan HIV

Kompas.com - 19/12/2022, 12:19 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mata Maria Magdalena Endang Sri Lestari berkaca-kaca ketika menceritakan seorang anak berusia 7 tahun meninggal di pangkuannya.

Anak itu, Lika (bukan nama sebenarnya), sempat dirawat Magdalena pada 2015 karena terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV).

Kemudian ia dibawa ke rumah sakit di Semarang karena kondisi kesehatannya memburuk. Sang anak ditemani oleh ibu kandung beserta kakek dan neneknya selama dirawat.

Baca juga: 6 Mitos tentang HIV/AIDS, Jangan Lagi Percaya

Suatu saat, pihak rumah sakit menghubungi Magdalena untuk datang karena kondisi Lika bertambah buruk.  

Begitu sampai di rumah sakit, Magdalena masih sempat mendekap Lika. Momen itu adalah saat-saat terakhir Magdalena bersama Lika.

“Dia minta digendong, padahal di situ ada ibu kandungnya, ada nenek sama kakeknya. Tapi saya heran kenapa dia minta digendong saya, terus saya ajak jalan-jalan dan saya puk-puk,” ujar Magdalena, saat ditemui di Semarang, Sabtu (17/12/2022).

“Saat kondisinya semakin buruk, saya duduk kemudian Lika dipasang alat-alat sama perawat dan meninggal di pangkuan saya. Anak saya meninggal tanggal 1 Desember pas Hari AIDS Sedunia,” ucap perempuan berusia 47 tahun itu.

Peristiwa itu membuat Magdalena terpukul. Ia kehilangan salah satu anak yang dirawat di rumahnya.

Sejak 2015, tempat tinggal Magdalena di Jalan Kaba Timur, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, digunakan untuk merawat anak-anak dengan HIV.

Rumah singgah itu diberi nama Rumah AIRA, singkatan dari anak itu rahmat Allah. Sejak kematian Lika, Magdalena berjanji untuk lebih memperhatikan anak-anak yang ia rawat.

“Itu yang membuat saya teringat terus seumur hidup dan saya janji enggak boleh ada yang meninggal lagi kalau dirawat di rumah saya,” ujar Magdalena.

Baca juga: Apa yang Perlu Dilakukan jika Tertular HIV? Ini Penjelasan Kemenkes

Magdalena memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai tata usaha di Rumah Sakit St Elisabeth Semarang. Ia memilih fokus mengurus Rumah AIRA sambil membuka usaha salon dan menjadi instruktur senam yang tidak terikat waktu.

“Saya kadang heran, kok bisa ya. Yang penting jalani saja, saya bisa bagi waktu kok. Kapan saya masak, kapan merawat anak-anak dan kapan bekerja. Puji Tuhan bisa,” tuturnya.

Magdalena menunjukkan beberapa mainan  anak-anak dengan HIV/AIDS di Rumah Aira, Jalan Kaba Timur, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang Luqman Sulistiyawan/Kompas.com Magdalena menunjukkan beberapa mainan anak-anak dengan HIV/AIDS di Rumah Aira, Jalan Kaba Timur, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang

Meruntuhkan stigma dan diskriminasi

Sejak 2015 hingga 2022, terdapat lebih dari 50 anak yang telah dirawat di Rumah AIRA. Rata-rata mereka tinggal selama satu bulan atau sampai kondisinya membaik, kemudian dijemput oleh orangtuanya.

Kepedulian Magdalena terhadap anak-anak dengan HIV tumbuh sejak 2012. Saat itu ia kerap mengikuti temannya yang aktif di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mike Tyson Akan Berikan 10 Juta Dollar AS untuk Pria yang Menikahi Putrinya

[HOAKS] Mike Tyson Akan Berikan 10 Juta Dollar AS untuk Pria yang Menikahi Putrinya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Tiga Anak di Rafah Berpura-pura Jadi Korban Serangan Israel

[HOAKS] Tiga Anak di Rafah Berpura-pura Jadi Korban Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seorang Perempuan Jadi Korban Pembegalan di Baubau pada 28 Mei

[HOAKS] Seorang Perempuan Jadi Korban Pembegalan di Baubau pada 28 Mei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Terowongan Menghubungkan Rafah ke Mesir

[HOAKS] Foto Terowongan Menghubungkan Rafah ke Mesir

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menilik Kabar TNI-Polri Usir Pasien dan Penutupan RSUD Madi, Papua

[KLARIFIKASI] Menilik Kabar TNI-Polri Usir Pasien dan Penutupan RSUD Madi, Papua

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Hujan Ikan Terjadi di Jalanan China, Bukan Iran

[KLARIFIKASI] Foto Hujan Ikan Terjadi di Jalanan China, Bukan Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pengibaran Bendera Palestina di Puncak Piramida Mesir Hasil Rekayasa

[KLARIFIKASI] Video Pengibaran Bendera Palestina di Puncak Piramida Mesir Hasil Rekayasa

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Berdirinya Amnesty International dan Sepak Terjangnya...

Kilas Balik Berdirinya Amnesty International dan Sepak Terjangnya...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah dari Bank Jatim

[HOAKS] Undian Berhadiah dari Bank Jatim

Hoaks atau Fakta
Joseph Ignece Guillotin, Dokter yang Namanya Dipakai untuk Alat Pancung

Joseph Ignece Guillotin, Dokter yang Namanya Dipakai untuk Alat Pancung

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Video Sule Promosi Judi Online

[HOAKS] Video Sule Promosi Judi Online

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com