KOMPAS.com - Fenomena awan pileus yang menampilkan awan berbentuk seperti lingkaran topi dengan warna pelangi di sekelilingnya, terlihat di China.
Momen awan pileus di China segera diabadikan oleh orang-orang yang melihatnya.
Kendati demikian, banyak informasi keliru baik mengenai tanggal kejadian hingga foto yang beredar di media sosial.
Akun instagram ini pada Rabu (2/11/2022) mengeklaim bahwa gambar yang ia bagikan bukanlah hasil edit atau rekayasa.
Gambar itu menampilkan tumpukan awan dengan lingkaran pelangi berwarna cerah di atasnya.
"Bukan editan! Inilah fenomena unik ketika wan punya pelangi yang mengitari bagian atasnya. Fenomena langka itu lebih dikenal sebagai awan pileus, awan topi, atau awan syal. Sebenarnya awan pileus dapat terjadi di berbagai tempat, termasuk Indonesia," tulisnya.
Sementara, pemandangan serupa dalam bentuk video ditemukan di akun Facebook ini dan ini.
Dalam keterangannya, disebutkan bahwa itu adalah video ketika terjadi fenomena awan pileus di Haikou, China pada 21 Agustus 2022 lalu.
Awan pileus biasanya muncul di atas kumulus atau kumulonimbus. Awan yang tersusun atas air dengan ukuran seragam mampu memantulkan, membiaskan, dan mendifraksi cahaya, sehingga menghasilkan warna pelangi.
Adapun awan pileus yang terbentuk akibat badai mendorong udara ke lapisan atmosfer lebih atas lewat suatu lapisan lembab.
Narasi yang beredar mengeklaim bahwa foto fenomena awan pileus terlihat di Kota Haikou, Hainan, China pada 21 Agustus 2022.
Meski betul telah terjadi fenomena awan pileus di China, tetapi gambar yang banyak beredar itu telah melalui banyak rekayasa digital dan ditempatkan dengan konteks keliru.
Dilansir dari Timeout, Rabu (31/8/2022), menulis bahwa informasi itu keliru.
Seorang ahli meteorologi asal Skotlandia, Scott Duncan menyebut bahwa foto yang beredar itu telah ada setidaknya sejak 16 Agustus 2022.
Melalui akun Twitter-nya, Scott menyebut bahwa awan di sekitar foto yang beredar bukanlah pemandangan yang masuk akal untuk mendukung terjadinya fenomena awan pileus.