Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Bawang Merah Mengobati Luka akibat Gigitan Ular Berbisa

Kompas.com - 20/09/2022, 11:22 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video dengan narasi yang mengeklaim bahwa bawang merah dapat mengobati luka akibat gigitan ular berbisa beredar di media sosial.

Dalam video itu, disebutkan bahwa ketika digigit ular, korban sebaiknya segera mengunyah bawang merah hingga lembut, kemudian ditempelkan pada bagian yang luka. 

Namun, berdasarkan keterangan ilmiah dari Dokter Spesialis Toksikologi ular berbisa,  narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Narasi tentang bawang merah dapat mengobati luka gigitan ular berbisa dibagikan oleh akun Facebook ini.

Akun tersebut membagikan sebuah video yang mengeklaim bahwa luka gigitan ular dapat sembuh dengan menempelkan bawah merah yang telah dikunyah halus.

Narator video mengatakan, tips tersebut telah terbukti, karena pernah dilakukan pada temannya yang terkena gigitan ular kobra.

Hoaks mengatasi patukan ular dengan membalur bawang merahTangkap layar Facebook.com Hoaks mengatasi patukan ular dengan membalur bawang merah

Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com,  narasi bawang merah dapat mengobati luka akibat gigitan ular pernah muncul pada tahun 2021.

Dilansir dari Kompas.com, Dokter Spesialis Toksikologi ular berbisa, dr Tri Maharani MSi SpEm menegaskan, informasi penanganan gigitan ular berbisa dengan bawang merah tersebut tidak benar.

"Ini hoaks yang enggak habis-habis. Teganya ada yang menyesatkan bangsa kita dengan informasi yang salah seperti ini," ujar Tri.

Menurut dia, penanganan pertama yang tepat ketika terkena gigitan ular adalah imobilisasi atau dibuat tidak bergerak sepenuhnya. Setelah itu, segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan secara medis.

Imobilisasi merupakan langkah penting pertama yang harus dilakukan, karena bisa ular masuk ke dalam tubuh manusia tidak melewati pembuluh darah. Bisa itu masuk melalui lymphogen atau lewat kelenjar lymfe.

"Jadi kelenjar lymfe itu secara fisiologis pumpingnya dari pergerakan otot. Jadi ketika ada pergerakan otot maka aliran cairan lymfe beredar keseluruhan tubuh. Ya begitulah jadi venom menyebar," kata Tri.

Jika hasil pemeriksaan didapati dalam fase yang masih lokal, cukup observasi selama 48 jam dengan obat pertolongan pertama. Sementara jika bisa ular sudah menyebar dan merusak organ maka perlu diberi obat anti bisa.

"Kalau menjadi fase yang sudah lebih lanjut di mana udah menyebar dan merusak organ atau multiple organ disfunction, ya diberi obat antivenom atau antibisa ular obat anticholinesterase," ujar dia. 

Sedangkan jika korban mengeluhkan gangguan napas, maka akan diberikan ventilator.

Kesimpulan

Narasi tentang bawang merah dapat mengobati luka gigitan ular berbisa tidak benar atau hoaks. 

Dokter Spesialis Toksikologi ular berbisa, dr Tri Maharani MSi SpEm, menjelaskan bahwa penanganan pertama yang tepat ketika terkena gigitan ular adalah imobilisasi.

Kemudian, segera mungkin dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan secara medis.

Informasi ini hoaks yang perlu diluruskan agar masyarakat tidak membuat langkah yang keliru saat mengalami kondisi darurat setelah digigit ular.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com