Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Unggahan BBM Batal Naik karena DPR Tidak Diberi Tahu

Kompas.com - 07/09/2022, 20:20 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax sejak 3 September lalu menuai protes dari beberapa pihak. Aksi demontrasi menolak kenaikan BBM pun terjadi di sejumlah kota.

Namun, di media sosial muncul sebuah unggahan yang mengeklaim bahwa kenaikan BBM telah dibatalkan.

Alasannya, karena kenaikan BBM yang telah diumumkan pemerintah ternyata tidak diketahui DPR.

Setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar dan hanya sekadar satire.

Narasi yang beredar

Narasi tentang BBM yang batal naik karena DPR tidak diberitahu oleh pemerintah dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini.

Dalam keterangnya, akun tersebut menuliskan demikian :

*Kenaikan harga BBM direvisi*
*Breaking News*

Kenaikan BBM yang telah diumumkan Pemerintah ternyata tidak diketahui DPR.
Sore tadi Ketua DPR memanggil Dirut Pertamina dan Menkeu.
Hasilnya, kenaikan harga BBM telah di revisi.

Berikut hasil *Revisi harga BBM
- *Pertalite* dari 10.000 menjadi 5.000
- *Bio Solar* semula 6.800 menjadi 3.400
- *Pertamax* dari 14.500 menjadi 7.250

Revisi harga tersebut berlaku untuk harga *per setengah liter.*

Dengan adanya revisi harga ini diharapkan masyarakat tetap tenang belinya setengah liter aja biar murah sesuai harga tsb diatas.

Penelusuran Kompas.com

Setelah teks yang diunggah dibaca sampai akhir, ternyata unggahan tersebut hanya sekadar satire.

Di paragraf akhir, pengunggah menuliskan bahwa harga BBM tidak naik jika hanya beli setengah liter :

“Revisi harga tersebut berlaku untuk harga *per setengah liter.*

Dengan adanya revisi harga ini diharapkan masyarakat tetap tenang belinya setengah liter aja biar murah sesuai harga tsb diatas.”

Sampai saat ini tidak ditemukan adanya laporan kredibel bahwa pemerintah membatalkan kenaikan BBM yang telah diputuskan pada 3 September lalu.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.

Penyesuaian harga BBM terbaru mulai Sabtu sore (3/9/2022) sebagai berikut:

  • Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter
  • Harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter
  • Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi energi akan kembali membengkak sebesar Rp 198 triliun, jika tidak ada kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar.

Ia mengatakan, saat ini anggaran subsidi dan kompensasi energi untuk 2022 dipatok sebesar Rp 502,4 triliun.

Angka itu sudah membengkak Rp 349,9 triliun dari anggaran semula sebesar Rp 152,1 triliun guna menahan kenaikan harga energi di masyarakat.

Kesimpulan

Narasi tentang BBM yang batal naik karena DPR tidak diberitahu oleh pemerintah tidak benar. Unggahan tersebut hanya sekadar satire. 

Di paragraf akhir, pengunggah menuliskan bahwa harga BBM tidak naik jika hanya beli setengah liter.

Sampai saat ini pemerintah belum membatalkan kenaikan harga BBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

Hoaks atau Fakta
Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Hoaks atau Fakta
Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan Puing Sirip Helikopter Presiden Iran yang Jatuh

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan Puing Sirip Helikopter Presiden Iran yang Jatuh

Hoaks atau Fakta
Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Data dan Fakta
Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter

[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com