KOMPAS.com - Sejarah mencatat bahwa Henry VIII menjadi salah satu raja Inggris yang menuai sejumlah kontroversi, terutama terkait hubungan asmara dan keturunannya.
Raja Henry VIII menuai kontroversi karena memiliki enam istri. Dia membatalkan pernikahannya dengan istri pertama, Catherine of Aragon, meskipun ajaran Katolik Roma melarangnya. Hal ini membuat dia berkonflik dengan Paus dan membuat Gereja Inggris memisahkan diri dari pengaruh Paus dan Gereja Katolik Roma.
Dari enam istri yang dinikahi Henry VIII, dua berakhir tragis dengan hukuman pancung atas tuduhan perselingkuhan.
Selain itu, Henry VIII tercatat sebagai raja Inggris yang tiga orang anaknya berhasil menguasai takhta kerajaan.
Edward VI, anak pertamanya dari Jane Seymour menjadi raja pengganti setelah Henry VIII wafat.
Kemudian, Mary I yang merupakan anak dari pernikahannya dengan Catherine of Aragon menjadi ratu pertama Inggris. Mary I menyelamatkan takhta saudara tirinya Edward VI, yang tutup usia dan sempat dikuasai bangsawan bernama Lady Jane Gray.
Adapun, ada salah satu anak Henry VIII yang tercatat menjadi ratu dengan kepemimpinan yang dianggap berhasil di Inggris. Dia adalah Ratu Elizabeth I.
Elizabeth I lahir dari istri kedua Henry VIII, yang bernama Anne Boleyn, di Kota Greenwich, Inggris, pada 7 September 1533.
Dilansir dari Britannica.com, Raja Henry merasa kecewa mendapatkan anak perempuan, Mary I, dari Catherine yang kemudian diceraikan.
Di pernikahan keduanya, Raja Henry kembali menelan kekecewaan karena mendapatkan anak perempuan, yakni Elizabeth.
Bahkan, Henry kemudian menghukum mati Anne Boleyn yang merupakan ibu Elizabeth I, dengan tuduhan perzinahan dan penghianatan. Saat itu, Elizabeth I masih berusia 2 tahun.
Demi obsesi Henry VIII memiliki anak laki-laki untuk suksesi kerajaan, Elizabeth menjalani masa kecil dalam keadaan terpuruk.
Raja Henry lalu mendapatkan anak laki-laki dari istri ketiganya, Jane Seymour, yang kemudian diberi nama Edward.
Anak laki-laki ini menjadi calon penerus takhta pertama, diikuti Mary dan Elizabeth. Pada akhirnya, tiga orang itu mendapatkan giliran masing-masing untuk memimpin Kerajaan Inggris.
Edward memang dibentuk untuk menjadi kandidat terkuat calon raja, namun Elizabeth tumbuh menjadi anak yang cerdas.