KOMPAS.com - Kolusi dengan cara menggunakan jasa orang dalam terbukti terjadi di pasar uang Wall Street di New York, Amerika Serikat pada 1980-an, yang terbongkar berkat Martin Siegel.
Banyak skema ilegal yang ditemukan di Wall Street. Siegel merupakan salah satu pelaku yang akhirnya mau menceritakan segalanya dan menyatakan penyesalan.
Dilansir dari LA Times, Siegel adalah orang terkenal di dunia investasi Amerika Serikat saat itu. Dia telah membantu setidaknya 500 proses jual-beli perusahaan.
Dengan payung perusahaan sekuritas AS bernama Kidder, Peabody & Company, dia dikenal lihai dalam mempertahankan kepentingan ekonomi perusahaan yang akan dijual.
Baca juga: Letusan Gunung Vesuvius yang Hancurkan Pompeii dan Herculaneum...
Di tangan lelaki yang ahli defensif dalam mempertahankan nilai, perusahaan yang dijual tidak mengalami kerugian lebih lanjut dalam transaksi jual-beli tersebut. Di depannya, tawaran pembelian yang merugikan berhasil dihindari.
Ia pun memiliki kemampuan dalam penyerangan, yakni membantu pembeli mendapatkan investasi yang bagus. Namanya pun dikenal secara nasional sebagai spesialis ulung pengambilalihan perusahaan.
Setelah 15 tahun bekerja di Kidder, Peabody & Company, Martin Siegel mendapatkan karier cemerlang dan kompensasi 1 juta dollar AS, ia berpindah ke perusahaan saingan Drexel Burnham Lambert.
Di balik cerahnya karier dan suksesnya meraih keuntungan, Siegel, pada akhirnya mengakui kelicikannya hingga nyaris selalu berhasil dalam pekerjaan itu.
Baca juga: Ketika Gagak-gagak New York Mati pada 1999, Tanda Masuknya Virus West Nile...
Cerita itu diawali pertemuan Siegel dengan seorang spekulan bernama Ivan Boesky, di Harvard Club di New York, pada tanggal 24 Agustus 1982. Siegel balum sukses ketika itu dan mengeluhkan tekanan ekonominya pada Boesky.
Dilansir dari History.com, Boesky mendengarkannya lalu menawari dia pekerjaan sebagai eksekutif merger dan akuisisi. Siegel menolak karena sedang tertarik pada manajemen konsultasi di bidang investasi.
Boesky memberikan opsi pekerjaan lain, yakni bila Siegel bisa memberinya bocoran perusahaan apa yang akan melakukan merger, ia akan memberinya imbalan.
Pada Januari 1983 informasi yang diterima Boesky sangat sedikit, namun ia mengirimkan 150.000 dollar AS melalui kurir pada Siegel yang menerimanya di Hotel Plaza.
Baca juga: Eropa Dilanda Kekeringan Parah, Ini Dampak-dampaknya...
Beberapa tahun berikutnya, Siegel mengirimkan lagi sejumlah informasi bocoran kegiatan jual-beli perusahaan dan merger yang tengah direncanakan, kepada Boesky.
Dengan informasi-informasi dari Siegel, Boesky berinvestasi di saham Carnation dan menghasilkan keuntungan 28 juta dollar AS setelah pengambilalihan.
Hasil besar itu membuat curiga beberapa pihak, hingga berbuntut investigasi oleh pers serta Komisi Sekuritas dan Bursa AS. Desas-desus mulai muncul terkait keterlibatan Siegel dan Kidder, Peabody & Company.
Keduanya masih bisa bernapas lega ketika bertemu di sebuah toko makanan pada Januari 1985. Siegel justru meminta tambahan kompensasi 400.000 dollar AS yang penyerahannya dilakukan secara tunai di bilik telepon umum.
Setelah itu, Siegel mengakhiri tindakan ilegalnya dengan Boesky. Sayangnya dia tetap melanjutkan dengan eksekutif lainnya di Wall Street.
Praktik ilegal ini juga disebut sebagai skema insider trading, yakni jual-beli efek yang dilakukan orang dalam atau dilakukan atas informasi yang dibocorkan orang dari dalam perusahaan.
Setahun kemudian praktik-praktik ilegal di Wall Street runtuh dengan penangkapan-penangkapan pelakunya untuk diadili, termasuk Boesky.
Boesky dan "raja obligasi sampah" Michael Milken, didakwa melanggar undang-undang sekuritas federal. Siegel termasuk sedikit dari saksi yang kooperatif untuk persidangan kasus-kasus ini.
Ia juga mengakui peran-peran yang dilakukannya dalam penipuan itu, hingga dia dikucilkan dari komunitas yang sebelumnya memujanya. Dia pun turut dinyatakan bersalah oleh pengadilan.
Namun hukuman untuknya paling ringan, yakni kewajiban mengembalikan uang 9 juta dollar AS. Sementara Milken dipenjara 10 tahun, dan Boesky 3 tahun hukuman penjara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.