KOMPAS.com - Kejadian tidak lazim menggemparkan New York, Amerika Serikat pada Agustus 1999. Sebab, jumlah pasien dengan diagnosis radang otak atau ensefalitis di Queens, tiba-tiba bertambah delapan orang.
Secara tiba-tiba juga, kasus pembengkakan otak ditemukan menyerang orang-orang tua.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, warga melihat banyak sekali gagak mati di berbagai penjuru kota.
Burung jenis lain, termasuk yang termasuk varietas eksotis yang dipelihara di Kebun Binatang Bronx, juga mati secara misterius.
Dilansir dari History.com, Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) segera dipanggil pemerintah untuk menyelidiki fenomena. CDC pun segera mengambil sampel dari burung-burung yang mati.
Dalam laporan hasil identifikasi yang mereka hasilkan, burung itu mati karena virus West Nile yang sebelumnya merebak di Uganda dan Timur Tengah.
Di kedua tempat itu, sebelumnya, virus diketahui disebarkan oleh ke seluruh wilayah negeri oleh burung, termasuk burung robin, bebek dan elang.
Pemeriksaan lanjutan terhadap orang bergejala di rumah sakit juga menunjukkan, mereka yang sebelumnya didiagnosis radang otak, dikonfirmasi positif terjangkit virus West Nile.
Gejala yang mereka catat dari para pasien adalah flu, yang bahkan bisa mematikan pada orang tua maupun anak-anak.
Tercatat juga hingga akhir musim panas, 56 orang telah terinfeksi, belum termasuk yang tidak mencari bantuan medis. CDC memperkirakan 80 persen orang terinfeksi tidak memiliki gejala.
Dilansir dari laman resmi CDC, virus ini justru sering menular ke manusia dari gigitan nyamuk yang terinfeksi. Daripada penyakit lain, di AS nyamuk paling banyak menularkan virus West Nile.
Hewan yang digigit nyamuk tersebut juga bisa tertular. Sedikit kasus juga menunjukkan virus bisa menular dalam paparan di lingkungan laboratorium, transfusi darah dan tranplantasi organ, serta kehamilan, kelahiran dan menyusui.
Virus West Nile tidak menular dari batuk, bersin, sentuhan langsung, atau menyentuh pakan dan bangkai hewan yang terinfeksi.
Namun, masyarakat tetap disarankan menggunakan alat pelindung diri dalam merawat hewan ternak.
CDC juga menyebutkan belum ada vaksin atau obat untuk virus West Nile. Mengenai gejala, satu dari lima orang terinfeksi mengalami demam dan gejala sakit lain.
Karena virus masih berpotensi merebak lagi, pencegahan yang paling baik yang harus dilakukan adalah menghindari gigitan nyamuk. Pakai obat nyamuk, kenakan pakaian tertutup, dan kendalikan perkembangbiakan nyamuk di rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.