Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Kudeta Militer yang Dibantu CIA terhadap PM Iran Mossadegh

Kompas.com - 19/08/2022, 17:22 WIB
Ahmad Suudi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Dingin (1947–1991) menjadi alasan Amerika Serikat (AS) melibatkan diri dalam urusan dalam negeri beberapa negara, termasuk Vietnam dan Iran.

Di Vietnam mereka terlibat perang sejak 1964 sampai 1973. Sementara di Iran, Badan Intelijen Pusat Amerika (CIA) mendukung penggulingan terhadap Perdana Menteri Mohammad Mossadegh (dikenal juga dengan Mossadeq).

Langkah itu berkaitan persaingan antara AS di Blok Barat dengan Uni Soviet yang mendominasi Blok Timur, dalam Perang Dingin.

Baik di Vietnam maupun Iran, AS datang bertujuan menyetop penyebaran komunisme yang dilakukan Uni Soviet.

Dilansir dari History.com, Mossadegh menjadi Perdana Menteri Iran sejak 1951 dan menjadi terkenal dengan sikap-sikap nasionalisnya.

Saat awal menjabat, dia langsung berupaya menasionalisasi ladang-ladang minyak dan merebut tambang minyak bumi yang dikelola perusahaan-perusahaan Inggris.

Meskipun langkah itu membuatnya populer di mata rakyat, politikus yang berseberangan pendapat pun menyuarakan protesnya.

Tak hanya elite pro barat, shah atau raja saat itu, Mohammed Reza Pahlevi, juga menentang sikap Mossadegh, bahkan memecatnya pada 1952.

Tapi protes pemecatan itu, yang berujung pada kerusuhan, memaksa Shah mengembalikan posisi Mossadegh. Kali ini, dia berhasil mempertahankan jabatan perdana menteri.

Kudeta militer didukung CIA

Mossadegh harus berjuang lagi untuk mengamankan jabatannya, lantaran CIA dan intelijen Inggris menyimpulkan dia memiliki kecenderungan berideologi komunis.

Bahkan bila dibiarkan untuk terus berkuasa, Mossadegh ditengarai akan membawa Iran ke orbit Uni Soviet, alias bergabung ke Blok Timur.

CIA, intelijen Inggris dan Shah, kemudian merancang rencana untuk menggulingkan Mossadegh. Tahu akan dikudeta, dia mengatur pendukungnya agar kembali melakukan demonstrasi.

Ketika gelombang demonstrasi terjadi lagi, Shah pergi ke luar negeri dengan alasan kesehatan, intelijen Inggris mundur, sementara CIA mendekati militer Iran.

Menggunakan rayuan, ancaman hingga suap, CIA berhasil mendorong militer Iran melakukan kudeta terhadap Mossadegh.

Pada 19 Agustus 1953, didukung demonstrasi massa yang dibiayai CIA, militer Iran menggulingkan Mohammed Mossadegh.

Ia ditangkap, dipenjara tiga tahun dan meninggal dunia dalam masa tahanan rumah pada 1967. Di sisi lain, Shah pun kehilangan wibawa, bahkan kehilangan kekuasaannya 12 tahun kemudian.

Shah menandatangani perjanjian bahwa 40 persen sumber minyak Iran akan dikelola perusahaan AS, serta menjadi salah satu sekutu terpercaya AS dalam Perang Dingin.

Namun bersekutu dengan AS tidak membuat posisi Shah aman selamanya. Protes terhadap kepemimpinannya membesar tahun 1978, dan berhasil menggulingkannya tahun 1978.

Sementara tudingan bahwa Mossadegh cenderung komunis tidak terbukti, justru nasionalisme rakyat Iran yang menjadi ancaman serius bagi AS di negeri sumber minyak itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu 'God Save the Queen'...

Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu "God Save the Queen"...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

Hoaks atau Fakta
Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Hoaks atau Fakta
Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com