Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebohongan dalam Awal Kasus Brigadir J Dinilai Membuat Publik Sulit Percaya Polisi

Kompas.com - 10/08/2022, 13:23 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS. com - Kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Josua Hutabarat atau Brigadir J mulai menemukan titik terang setelah Inspektur Jenderal Ferdy Sambo ditetapkan menjadi tersangka.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun telah memberi keterangan terkait adanya kebohongan di awal kasus, berupa skenario tewasnya Brigadir J yang dilakukan oleh Ferdy Sambo.

Dalam kasus tersebut tidak ada peristiwa saling tembak antara Brigadir J dengan Bharada E seperti yang disampaikan oleh pihak Ferdy Sambo di awal kasus ini.

Ferdy Sambo pun akhirnya diketahui menjadi orang yang terlibat dalam kasus pembunuhan penuh drama tersebut.

Baca juga: Ferdy Sambo Diduga Memerintahkan Bharada E Menembak Brigadir J, Apa Motifnya?

Kebohongan dalam awal kasus tewasnya Brigadir J pun dinilai membuat kepercayaan publik kepada institusi polisi berkurang.

Selain karena kasus tersebut menyeret sejumlah nama petinggi Polri, tewasnya Brigadir J juga dipenuhi oleh kebohongan yang direkayasa.

Surutnya kepercayaan publik itu terlihat dari berbagai kicauan masyarakat di media sosial, termasuk beredarnya banyak hoaks terkait kasus ini.

Apalagi, hoaks itu banyak yang beredar saat kasus masih gelap dan masyarakat disuguhkan narasi oleh polisi, yang kemudian diketahui sebagai rekayasa dari pihak Ferdy Sambo.

Meskipun, publik kemudian mengapresiasi Kapolri yang berupaya mengembalikan kepercayaan publik dengan mengungkap kasus dan menetapkan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka.

Baca juga: Beragam Hoaks Seputar Tewasnya Brigadir J, Skenario Terpatahkan hingga Jual-Beli Organ

Sulit dikembalikan

Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menuturkan, ditetapkannya Ferdy Sambo sebagai tersangka menjawab pertanyaan masyarakat sejak awal, terkait otak pembunuhan Brigadir J.

Akan tetapi, sulit untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pada institusi Polri saat ini masih sulit.

“Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat seperti awal, masih sangat jauh ya. Karena saya melihat ini sekadar obat pereda nyeri saja, kalau tidak dilanjutkan dengan bersih-bersih di internal kepolisian,” kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/08/2022).

Baca juga: Banyak Hoaks Kasus Brigadir J, Apa Ini Tanda Turunnya Kepercayaan Publik?

Padahal, sebelumnya pada Juni lalu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas banyak masyarakat menilai Polri sudah menjalankan tugas dengan baik.

Dalam laporan itu, disebutkan bahwa dalam hal menegakkan hukum, 11,3 persen responden mengaku kinerja Polri sudah sangat baik dan 58,2 persen lainnya menyatakan baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

Hoaks atau Fakta
Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com