Di masa awal kepemimpinannya Hitler berusaha melanggengkan ideologi fasisme dengan mengesahkan undang-undang yang menetapkan Partai Nazi merupakan satu-satunya partai politik di Jerman, Juli 1933.
Merasa pengamanan kekuasaan di dalam negeri beres, ia mulai fokus mencari kesempatan membalaskan dendam Jerman atas kekalahannya dari negara-negara Eropa lainnya.
Hitler berpura-pura setuju pada kebijakan pelucutan senjata pada Mei 1933. Namun pada awal 1934, Nazi menarik Jerman dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan mulai membangkitkan kekuatan ekonomi negara itu.
Menurut berbagai sumber, dia mulai melakukan kebijakan kejam seperti pembunuhan massal terhadap ras Yahudi, kaum Gipsi, kelompok komunis, bahkan juga kepada rekan separtai yang berbeda pendapat dengannya.
Baca juga: 28 Juli 1914: Austria-Hongaria Deklarasi Perang pada Serbia, Awali Perang Dunia I
Ia juga melakukan perluasan wilayah kekuasaan dengan mencaplok Austria, berkonflik dengan Cekoslowakia, serta beraliansi dengan Italia dan Jepang, pada tahun 1938.
Pasukan Nazi Jerman kemudian menyerbu Polandia pada 1 September 1939, yang menyebabkan Inggris dan Perancis menyatakan perang melawan Jerman.
Dengan meningkatnya intensitas konflik, Amerika Serikat dan Uni Soviet pun akhirnya ikut serta melawan Jerman hingga muncul Perang Dunia II, yang meskipun terus maju, Hitler akhirnya kalah.
Kepemimpinan Hitler pun terganggu dengan upaya-upaya pembunuhan orang-orang dalam negeri, termasuk perwira tinggi militer terhadapnya, meskipun tak pernah berhasil.
Namun kekuatan Jerman terus tertekan, hingga Januari 1945 Hitler masuk ke bunker bawah tanah resminya di Kota Berlin, Jerman.
Adolf Hitler bunuh diri pada 30 April 1945. Jerman pun kalah lagi pada Perang Dunia II.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.