Olimpiade London 2012 adalah memori suram bulu tangkis Indonesia. Digadang-gandang bisa melanjutkan tradisi emas, sembilan atlet yang dikirim justru gagal memberikan sekeping medali pun.
Nama-nama besar seperti Taufik Hidayat tumbang dalam ajang tersebut. Harapan Indonesia untuk meraih medali perunggu juga sirna, ketika Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir kalah dalam perebutan perunggu melawan wakil dari Denmark.
Hasil itu membuat bulu tangkis untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade gagal menyumbangkan medali bagi Indonesia.
Publik kecewa, maklum sejak Olimpiade Barcelona 1992 Indonesia selalu mendapat emas dan sejumlah medali perak ataupun perunggu.
"Target kami emas, tetapi lewat. Kami mengusahakan perunggu, tidak dapat. Kami meminta maaf," kata Liliyana Natsir kepada Harian Kompas, 3 Agustus 2012.
Pada Olimpiade London 2012 juga terjadi sebuah insiden yang tidak mengenakkan bagi Indonesia. Pasangan ganda putri Greysia Polii dan Meiliana Jauhari didiskualifikasi dari turnamen empat tahunan itu.
Badminton World Federation (BWF) mengangap bahwa Grey dan Meiliana melanggar kode etik karena sengaja mengalah di babak penyisihan grup C agar bisa terhindar dari pasangan Wang Xiaoli dan Yu Yang di babak perempat final.
"Setelah dipikir ulang, kesedihan pasti ada. Tapi mengucap syukur sama Tuhan buat keadaaan ini lebih baik daripada bersedih. Sebagai pemain pasti kejadian ini membuat kami terpukul, tapi setidaknya kami sudah berusaha dan menyelesaikan pertandingan," kata Greysia Polii seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya.
Namun kenangan pahit itu mampu dihapus oleh Grey. Ia berhasil membayarnya dengan mempersembahkan emas di Olimpiade Tokyo 2020, bersama pasangan barunya Apriyani Rahayu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.