Indonesia kalah telak 5-0 dari China dan 1-3 dari Bahrain, Ponaryo Astaman dan kawan-kawan pun harus puas finish di peringkat tiga klasemen grup A.
Pada Piala Asia 2000 dan 1996 Indonesia justru tidak bisa memetik kemenangan sama sekali dan hanya menempati dasar klasemen grup. Dalam dua edisi tersebut Indonesia hanya bisa memetik satu angka.
Dalam laporan Harian Kompas edisi 1 Juli 2007, Ivan Kolev pelatih Timnas Indonesia saat itu membeberkan, kendala utama timnya terletak pada masalah konsistensi permainan dalam 90 menit.
Baca juga: Piala Asia 2023, Timnas Indonesia dan Malaysia Kompak Akhiri Penantian
Menurut pelatih asal Bulgaria itu, pemain Indonesia hanya bermain dengan tempo tinggi di menit-menit awal, setelah itu mereka justru tampil loyo.
"Indonesia mengawali pertandingan dalam tempo tinggi, terutama dalam 36 menit pertama. Tetapi, sayangnya setelah itu tempo menurun," kata Kolev saat itu.
"Dan babak kedua, karena pemain sudah capek, penampilan tidak bisa sebagus babak pertama. Ini memang problem yang harus segera diatasi," tuturnya.
Meskipun Timnas Indonesia tidak pernah lolos fase grup, namun pada Piala Asia 1996 pemain mereka mampu mengukir prestasi individu.
Pemain depan Indonesia, Widodo Cahyono Putro dinobatkan menjadi pencetak gol terbaik.
Pemain kelahiran Cilacap ini mencetak gol cantik kala Indonesia ditahan Kuwait 2-2. Widodo mencetak gol akrobatik lewat tendangan salto setelah menerima umpan lambung dari Ronny Wabia dari sisi kiri gawang.
Berdasarkan dokumentasi Harian Kompas edisi 5 April 1997, Ketua Umum PSSI saat itu, Azwar Anas menjelaskan, pihak Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memilih gol Widodo tersebut setelah mempertimbangkan dan menilai sepuluh gol indah yang tercipta di pelbagai kejuaraan di bawah naungan AFC.
Baca juga: Viral, Video Tendangan Salto Widodo C Putro ke Gawang Kuwait, seperti Apa Kisahnya?
Meski begitu, ketika diwawancarai Harian Kompas dalam edisi 18 Januari 1998, Widodo mengaku momen yang paling berkesan bagi dirinya bukan saat mencetak gol cantik tersebut.
"Yang paling berkesan saat saya berhasil membawa Indonesia menjuarai final sepak bola SEA Games tahun 1991 di Manila," ujar bungsu dari 12 bersaudara itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.