Kemenangan tersebut pun menjawab kerinduan masyarakat Indonesia, melihat tim kebanggaannya kembali berlaga di ajang paling bergengsi di benua Asia itu.
Terakhir kali Indonesia bermain di Piala Asia pada tahun 2007, dengan menyandang status sebagai tim tuan rumah. Setelah itu timnas Indonesia gagal lolos pada 2011, 2015, dan 2019.
Sebelum pertandingan melawan Nepal, Indonesia hanya mampu tampil sebanyak empat kali dalam gelaran Piala Asia. Dimulai pada 1996, 2000, 2004, dan 2007.
Namun sayangnya, selama mengikuti Piala Asia itu Timnas Indonesia masih belum bisa mengukir prestasi.
Selalu terhenti di fase grup
Selama mengikuti Piala Asia, dalam empat edisi Indonesia tidak pernah lolos fase grup, paling mentok mereka hanya bisa berada di posisi tiga klasemen.
Sebenarnya, pada Piala Asia 2004 dan 2007 penggawa timnas sempat memberikan harapan, setelah di pertandingan pertama mampu memetik kemenangan.
Namun setelah itu dalam pertandingan selanjutnya mereka tampil melempem, sehingga gagal lolos fase grup.
Dilansir dari Harian Kompas edisi 11 Juli 2007, timnas Indonesia mampu mengejutkan Bahrain dalam laga pertama di grub D Piala Asia 2007. Mereka menaklukan negara Timur Tengah ini dengan skor 2-1.
Saat itu, Indonesia mencetak gol dari dua striker andalan, Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas.
Dalam partai itu Firman Utina menjadi aktor kemenangan Indonesia, meski tidak mencetak gol, pemain bertubuh mungil ini mampu merepotkan pertahanan Bahrain.
Namun sayangnya tren kemenangan ini tidak berlanjut, di dua pertandingan sisa fase grup Indonesia kalah 1-2 dari Arab Saudi dan tumbang 0-1 dari Korea Selatan.
Indonesia pun gagal lolos fase grub karena menempati posisi ketiga klasemen grup D dengan koleksi 3 poin.
Pada Piala Asia 2004 Indonesia juga bernasib sama, gagal lolos ke fase grup. Tampil trengginas dengan mengalahkan Qatar 2-1 di pertandingan pembuka, timnas Indonesia tidak mampu memetik kemenangan di dua pertandingan sisa.
Indonesia kalah telak 5-0 dari China dan 1-3 dari Bahrain, Ponaryo Astaman dan kawan-kawan pun harus puas finish di peringkat tiga klasemen grup A.
Pada Piala Asia 2000 dan 1996 Indonesia justru tidak bisa memetik kemenangan sama sekali dan hanya menempati dasar klasemen grup. Dalam dua edisi tersebut Indonesia hanya bisa memetik satu angka.
Dalam laporan Harian Kompas edisi 1 Juli 2007, Ivan Kolev pelatih Timnas Indonesia saat itu membeberkan, kendala utama timnya terletak pada masalah konsistensi permainan dalam 90 menit.
Menurut pelatih asal Bulgaria itu, pemain Indonesia hanya bermain dengan tempo tinggi di menit-menit awal, setelah itu mereka justru tampil loyo.
"Indonesia mengawali pertandingan dalam tempo tinggi, terutama dalam 36 menit pertama. Tetapi, sayangnya setelah itu tempo menurun," kata Kolev saat itu.
"Dan babak kedua, karena pemain sudah capek, penampilan tidak bisa sebagus babak pertama. Ini memang problem yang harus segera diatasi," tuturnya.
Gol kelas dunia Widodo
Meskipun Timnas Indonesia tidak pernah lolos fase grup, namun pada Piala Asia 1996 pemain mereka mampu mengukir prestasi individu.
Pemain depan Indonesia, Widodo Cahyono Putro dinobatkan menjadi pencetak gol terbaik.
Pemain kelahiran Cilacap ini mencetak gol cantik kala Indonesia ditahan Kuwait 2-2. Widodo mencetak gol akrobatik lewat tendangan salto setelah menerima umpan lambung dari Ronny Wabia dari sisi kiri gawang.
Berdasarkan dokumentasi Harian Kompas edisi 5 April 1997, Ketua Umum PSSI saat itu, Azwar Anas menjelaskan, pihak Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memilih gol Widodo tersebut setelah mempertimbangkan dan menilai sepuluh gol indah yang tercipta di pelbagai kejuaraan di bawah naungan AFC.
Meski begitu, ketika diwawancarai Harian Kompas dalam edisi 18 Januari 1998, Widodo mengaku momen yang paling berkesan bagi dirinya bukan saat mencetak gol cantik tersebut.
"Yang paling berkesan saat saya berhasil membawa Indonesia menjuarai final sepak bola SEA Games tahun 1991 di Manila," ujar bungsu dari 12 bersaudara itu.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/06/15/171656482/sepak-terjang-indonesia-di-piala-asia-sulit-lolos-fase-grup-hingga-gol