Akan tetapi, Soekarno tidak pernah menyebut secara detail mengenai kota saat mengurai peristiwa kelahirannya.
Saat itu, Soekarno hanya menyebut tempat kelahirannya tidak jauh dari Gunung Kelud yang baru saja meletus.
"Masih ada pertanda lain ketika aku dilahirkan. Gunung Kelud, yang tidak jauh letaknya dari tempat kami, meletus."
Meski demikian, sebenarnya dalam buku itu Soekarno secara detail menyebutkan Surabaya sebagai kota kelahirannya.
Namun, informasi ini muncul tidak di saat Soekarno menceritakan kelahirannya, melainkan ketika bercerita mengenai orangtuanya, Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.
Pernikahan orangtuanya, menurut Soekarno, begitu pelik karena perbedaan agama. Apalagi, ibunya merupakan kerabat Raja Singaraja, meskipun sang ayah merupakan keturunan Sultan Kediri.
"Bapak seorang Islam Theosof dan ibu seorang Bali Hindu-Buddha."
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hari Lahir Soekarno, Presiden Pertama RI
Untuk menikah secara Islam, mereka kemudian harus pergi dari Singaraja. Setelah menikah, orangtua Soekarno pun meninggalkan Bali, saat itulah Soekarno dilahirkan.
"Karena bapak merasa tidak disukai orang di Bali, ia kemudian mengajukan permohonan kepada Departemen Pengajaran untuk dipindahkan ke Jawa. Bapak dikirim ke Surabaya dan di sanalah Putra Sang Fajar dilahirkan," ucap Soekarno.
Menurut sejarawan Peter Kasenda, Orde Baru sengaja mengaburkan sejarah Soekarno demi kepentingan politik.
Kekeliruan ini juga terkait kota kelahiran proklamator yang memiliki nama lahir Koesno Sosrodihardjo tersebut.
"Bung Karno jelas lahir di Surabaya, sesuai dengan pengetahuan sejarah saya. Keterangan tempat lahir Bung Karno di Blitar dipublikasikan di zaman Orde Baru. Ini bentuk pengaburan sejarah yang berbau politik," tutur Peter Kasenda, dikutip dari Harian Kompas pada 2 Juni 2015.
Kemudian, peneliti lembaga Institut Soekarno, Peter A Rohi, menduga ada kesalahan yang disengaja dalam penerjemahan biografi Soekarno yang ditulis oleh Cindy Adams, sehingga kelahirannya di Blitar.
Padahal, menurut Rohi, berbagai referensi yang terbit sebelum 1966 menyebut kelahiran Soekarno di Surabaya.
"Buku itu diterjemahkan oleh tim penulis sejarah dari ABRI (TNI) dengan menyebutkan Bung Karno lahir di Blitar," kata Peter A Rohi.