Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Detail mengenai kandungan vaksin dapat dicek di sini, di sini, dan di sini.
Meskipun luciferase tidak terdapat dalam bahan vaksin, tetapi para peneliti di Cabang Medis Universitas Texas Galveston (UTMB) pada Juli 2020 lalu pernah meneliti tentang kunang-kunang untuk mengembangkan alat tes Covid-19.
Hal serupa juga dilakukan oleh para peneliti Kesehatan Masyarakat di Universitas Florida Selatan.
Dilansir dari laman Texas Medical Center, 21 Juli 2020, UTMB mengembangkan tes diagnostik yang lebih cepat dan lebih akurat untuk Covid-19, menggunakan enzim luciferase.
Laboratorium sekarang dapat secara visual mengonfirmasi keberadaan antibodi yang dapat memblokir infeksi SARS-CoV-2. Hal ini ditandai dengan peningkatan kecerahan yang diberikan oleh luciferase.
Nama luciferase dan luciferin dikaitkan dengan Lucifer, sosok setan dalam kekristenan dan mitologi Yunani.
Kata luciferase, luciferin, dan lucifer berasal dari bahasa Latin lux. Menurut Etymonline, lux berarti terang atau cahaya.
Adapun narasi mengenai keterkaitan Bill Gates dan microchip dalam vaksin kerap dipakai oleh kelompok penyebar teori konspirasi.
Sebaran hoaks tentang chip dalam vaksin Covid-19, pernah ditelusuri Kompas.com di sini, di sini, di sini, dan di sini.
Narasi mengenai vaksin Covid-19 mengandung luciferase adalah hoaks.
Tidak ada vaksin yang mengandung luciferase.
Luciferase pernah diteliti untuk mengembangkan alat tes Covid-19, tetapi tidak terkandung dalam vaksin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.