Diwartakan NPR, Rabu (16/3/2022), belum jelas siapa yang membuat deepfake itu, tetapi pejabat pemerintah di Ukraina telah memperingatkan selama berminggu-minggu tentang kemungkinan Rusia menyebarkan video yang dimanipulasi sebagai bagian dari propaganda mereka.
Penyedia layanan media sosial, seperti Facebook, YouTube dan Twitter mengatakan bahwa sebaran video itu sudah dihapus karena melanggar kebijakan platform mereka.
Kendati demikian, video itu masih beredar luas di media sosial Rusia.
Baca juga: Alasan Mengapa Deepfake Sulit Dideteksi...
Para peneliti mengatakan bahwa meskipun video deepfake yang beredar tidak terlalu canggih, tetapi hal ini tetap dianggap berbahaya.
Pendapat ini salah satunya disampaikan oleh Sam Gregory dari kelompok hak asasi manusia Witness, yang mengkhususkan diri dalam mendeteksi media yang tidak autentik dalam krisis.
"Jika Anda melihat konteks lain secara global di mana deepfake berkualitas buruk atau berkualitas cukup baik, menciptakan ruang untuk keraguan, dan tidak mudah untuk menantangnya secara langsung," ujar Gregory.
Sebaran deepfake sebagai bentuk propaganda dan disinformasi tidak menguntungkan bagi ekosistem informasi.
Baca juga: Deepfake, Alat Pemalsu Wajah dan Peristiwa Berbasis Video
Di masa mendatang, video semacam ini berpotensi menimbulkan keraguan di tengah masyarakat.
Ketika mendapati video presiden atau tokoh publik, masyarakat akan dihantui keraguan terkait keasliannya.
"Isu khusus juga menyebut ini sebagai pembohongan, di mana mudah untuk mengeklaim bahwa video yang benar telah dipalsukan dan menempatkan tanggung jawab pada orang untuk membuktikan bahwa itu asli," kata Gregory.