KOMPAS.com - Tersiar video deepfake menampilkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy yang memuat pernyataan bahwa negaranya menyerah kepada Rusia.
Diketahui bahwa video palsu itu diunggah di situs web stasiun televisi Ukraine 24 pada Rabu (16/3/2022).
Peretasan juga terjadi pada siaran langsung stasiun televisi nasional tersebut.
Pihak Ukraine 24 mengatakan bahwa para peretas berhasil mengirim pesan palsu Zelenskyy melalui siaran langsung televisi pada teks bergulir atau running line.
The broadcast of the TV channel Ukraine-24 was hacked, and a fake appeal by Zelenskyy to lay down arms to the military appeared on the running line below pic.twitter.com/TdhLKOP81R
— NEXTA (@nexta_tv) March 16, 2022
Pihak stasiun televisi segera menyampaikan klarifikasi dan menyatakan bahwa siaran mereka telah diretas.
Baca juga: Benarkah Ada Laboratorium Senjata Biologis di Ukraina?
Klarifikasi tersebut juga disampaikan melalui akun Facebook Ukraine 24.
"Teman-teman, kita telah berulang kali memperingatkan tentang hal ini. Tidak ada yang akan menyerah," tulisnya.
Video deepfake berkualitas buruk yang menampilkan wajah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, berisi pesan yang meminta warga sipil Ukraina untuk meletakkan senjata dan menyerah terhadap militer Rusia.
Video itu berdurasi sekitar 1 menit.
Terkait sebaran deepfake tersebut, Zelenskyy segera melakukan klarifikasi melalui sebuah video yang dia unggah di halaman Facebook-nya.
Zelensky menganggap tindakan peretasan itu sebagai provokasi kekanak-kanakan. Pihaknya juga bersikeras bahwa satu-satunya pihak yang sebaiknya meletakkan senjata mereka adalah Rusia.
Baca juga: Muncul Hoaks Surat Rothschild untuk Pemerintah Inggris Terkait Konflik Rusia-Ukraina
Diwartakan NPR, Rabu (16/3/2022), belum jelas siapa yang membuat deepfake itu, tetapi pejabat pemerintah di Ukraina telah memperingatkan selama berminggu-minggu tentang kemungkinan Rusia menyebarkan video yang dimanipulasi sebagai bagian dari propaganda mereka.
Penyedia layanan media sosial, seperti Facebook, YouTube dan Twitter mengatakan bahwa sebaran video itu sudah dihapus karena melanggar kebijakan platform mereka.
Kendati demikian, video itu masih beredar luas di media sosial Rusia.
Baca juga: Alasan Mengapa Deepfake Sulit Dideteksi...
Para peneliti mengatakan bahwa meskipun video deepfake yang beredar tidak terlalu canggih, tetapi hal ini tetap dianggap berbahaya.
Pendapat ini salah satunya disampaikan oleh Sam Gregory dari kelompok hak asasi manusia Witness, yang mengkhususkan diri dalam mendeteksi media yang tidak autentik dalam krisis.
"Jika Anda melihat konteks lain secara global di mana deepfake berkualitas buruk atau berkualitas cukup baik, menciptakan ruang untuk keraguan, dan tidak mudah untuk menantangnya secara langsung," ujar Gregory.
Sebaran deepfake sebagai bentuk propaganda dan disinformasi tidak menguntungkan bagi ekosistem informasi.
Baca juga: Deepfake, Alat Pemalsu Wajah dan Peristiwa Berbasis Video
Di masa mendatang, video semacam ini berpotensi menimbulkan keraguan di tengah masyarakat.
Ketika mendapati video presiden atau tokoh publik, masyarakat akan dihantui keraguan terkait keasliannya.
"Isu khusus juga menyebut ini sebagai pembohongan, di mana mudah untuk mengeklaim bahwa video yang benar telah dipalsukan dan menempatkan tanggung jawab pada orang untuk membuktikan bahwa itu asli," kata Gregory.
Dilansir dari Snopes, 16 Maret 2022, ketika melihat video deepfake Zelenskyy maka akan tampak perbedaan yang cukup mencolok.
Misalnya, proporsi kepala yang kurang pas dengan lehernya. Bagi penutur bahasa Ukraina, aksen Zelenskyy terdengar berbeda.
Namun, strategi terbaik untuk mengidentifikasi deepfake adalah dengan mencari atau menelusuri sumbernya.
Zelenskyy sendiri telah mengunggah video klarifikasi. Sementara, video yang memuat pernyataan seperti yang disebutkan dalam video deepfake tentu saja tidak pernah diunggah oleh Zelenskyy. Baik di media sosial maupun siaran pers resmi pemerintah.
Melalui media sosial dan siaran persnya, Zelenskyy berulang kali menggunakan latar belakang yang sama. Pembuat deepfake pun memanfaatkan latar belakang itu untuk membuat video tiruan.
Video diedit secara digital agar seolah-olah orang yang nyata mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka katakan atau lakukan.
Deepfake menggunakan bentuk kecerdasan buatan yang disebut deep learning untuk merekayasa peristiwa dengan gambar atau video yang berlainan.