4. Mitos: hewan hasil kloning berumur pendek
Sebagian besar ilmuwan memperkirakan, penuaan pada mamalia berhubungan bagian dari kromosom yang disebut telomer, yang berfungsi sebagai semacam jam di dalam sel.
Telomer cenderung panjang saat lahir, dan memendek seiring bertambahnya usia hewan.
FDA menyebutkan, sebuah studi tentang domba Dolly menunjukkan bahwa telomernya lebih pendek dari donornya (yang lebih tua), meskipun Dolly jauh lebih muda.
Untuk diketahui, Dolly mati pada 14 Februari 2003 pada umur enam tahun. Usia yang terbilang cukup muda.
Baca juga: Pertama di Dunia, Ilmuwan China Sukses Kloning Kucing yang Sudah Mati
Namun, studi klon lain telah menunjukkan bahwa telomer dalam klon lebih pendek di beberapa jaringan dalam tubuh, dan sesuai usia di jaringan lain. Penelitian klon lain menunjukkan bahwa telomer sesuai dengan usia di semua jaringan.
Meskipun panjang telomer dilaporkan dalam penelitian yang berbeda, kebanyakan klon tampak menua secara normal.
Faktanya, klon sapi pertama yang pernah diproduksi masih hidup, sehat, dan berumur 10 tahun per Januari 2008.
5. Mitos: daging hewan hasil kloning sudah beredar di pasaran
Setelah bertahun-tahun melakukan studi dan analisis yang mendetail, FDA menyimpulkan bahwa daging dan susu dari klon sapi, babi, dan kambing, serta hasil kloning dari spesies apa pun yang secara tradisional dikonsumsi sebagai makanan, sama amannya untuk dimakan seperti makanan dari hewan yang dibiakkan secara konvensional.
Kendati demikian, FDA menyebutkan bahwa daging hewan hasil kloning tidak akan memasuki pasaran, karena hewan hasil kloning biasanya hanya digunakan untuk keperluan breeding.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.