Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar video di media sosial Facebook, menampakkan kantong mayat bergerak yang dikaitkan dengan pandemi Covid-19.
Salah satu dari barisan kantong plastik hitam tertiup angin, lalu seseorang berlari untuk membetulkan posisi plastik. Peristiwa ini dikaitkan dengan strategi yang berkaitan dengan Covid-10, untuk membatasi umat Islam beribadah.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar alias hoaks.
Video itu tidak ada kaitannya dengan pandemi Covid-19.
Video yang menampakkan kantong mayat bergerak yang dikaitkan dengan pandemi Covid-19, disebarkan oleh akun ini dan ini.
Dalam video berdurasi kurang dari 30 detik itu, terlihat nama reporter OE24TV, Marvin Bergauer.
Saat reporter berbicara, tampak beberapa baris orang tergeletak di tanah sambil ditutupi dengan plastik hitam menyerupai kantong mayat.
Plastik salah satu orang terbawa angin sehingga seseorang lainnya berlari, lalu berusaha memosisikan kantong plastik seperti semula.
Peristiwa ini dikaitkan dengan Covid-19, sebagai strategi untuk membatasi umat Islam beribadah.
Berikut narasi lengkapnya:
Gk briefing dulu mayatnya wkwk
Ingat,,bulan depan akan memasuki masa² Ibadah umat Islam yang sangat dinanti.
Maka akan banyak strategi para Sales Coped untuk membatasi pergerakan umat Islam untuk beribadah.
Video yang beredar di media sosial itu tidak ada kaitannya dengan pandemi Covid-19.
Diketahui, video tersebut berasal dari potongan berita yang ditampilkan tidak utuh. Tampak di bagian bawah layar ada teks yang terpotong.
Video aslinya diunggah oleh sebuah saluran berita di YouTube OE24.TV pada 4 Februari 2022, berjudul "Wien: Demo gegen Klimapolitik".
Judul itu sama dengan teks yang tertera dalam video yang terpotong. Itu adalah judul berbahasa Jerman, yang dalam bahasa Indonesia berarti "Wina: Demo menentang kebijakan iklim".
Video itu merupakan liputan soal aksi unjuk rasa terkait kebijakan ikilm. Dalam video ada seseorang membetulkan plastik salah satu pengunjuk rasa yang tertiup angin.
Dalam video tersebut, reporter mengatakan para aktivis memprotes kebijakan perubahan iklim dan berbaring untuk mewakili orang-orang yang meninggal karena kebijakan tersebut.
Reporter itu mengatakan dalam bahasa Jerman bahwa aksi protes itu diorganisir oleh kelompok Fridays for Future, sebuah kelompok keadilan iklim. Aksi berlangsung pada Jumat (4/2/2022).
Terdapat 49 orang yang berbaring di lantai alun-alun, ditutupi plastik hitam seolah berada dalam kantong mayat. Namun, orang-orang itu masih hidup.
Aksi dari 49 orang yang berbaring ini mewakili jumlah orang yang meninggal setiap hari akibat perubahan iklim.
Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa tidak ada komitmen dari pemerintah Austria terkait kebijakan dan tindakan untuk mengurangi emisi.
Melalui peringatan Acara oleh Fridays For Future Austria dan Fridays for Future Viennadi di Facebook, aksi tersebut diselenggarakan untuk menuntut undang-undang perlindungan iklim untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Video menampakkan kantong mayat bergerak yang dikaitkan dengan pandemi Covid-19 adalah hoaks.
Kantong plastik hitam di jalanan itu berisi orang yang masih hidup. Mereka sedang melakukan aksi protes terkait krisis iklim di Wina, Austria.
Aksi dan video itu tidak ada kaitannya dengan pandemi Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.