Selain itu, Julian juga mengatakan bahwa area sekitar masjid tidak termasuk dalam wilayah yang akan dijadikan sebagai tambang batu andesit.
"Enggak masuk lokasi ini (tambang) ya," ujar Julian.
Lantas, tambang batu andesit berada di sebelah mana?
Lokasi tambang batu andesit sempat disebutkan oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dalam laporan yang dipublikasikan Project Multatuli, 24 Mei 2021.
Kepala SNVT, Tampang, dalam laporan itu mengeklaim bahwa penambangan quarry tidak menyebabkan dampak negatif seperti tanah longsor dan hilangnya mata air. Semua ada cara untuk mengatasinya.
"Kami itu ahlinya air, enggak usahlah khawatir," ujar Tampang.
Tampang mengatakan, lokasi penambangan quarry dan pengolahannya berada di bukit bagian atas Desa Wadas, yang merupakan tanah gersang karena berbatu dan hanya ditumbuhi semak belukar.
Peta lokasi penambangan quarry juga dapat dilihat di dokumen Paparan Kegiatan Bendungan Bener T.A. 2017 yang dipublikasikan di situs resmi BBWSSO.
Masjid tidak berada di calon lokasi tambang
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan teknik reverse image search, menunjukkan bahwa masjid yang terekam dalam video @Wadas_Melawan adalah Masjid Nurul Huda, Desa Wadas.
Jika dilihat dari Google Maps, masjid tersebut berjarak 550 meter atau sekitar 7 menit berjalan kaki dari Kantor Desa Wadas. Di sekitar masjid juga terdapat permukiman warga.
Merujuk data-data yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa area Masjid Nurul Huda tidak berada di calon lokasi tambang andesit.
Sebab, berdasarkan klaim SNVT, lokasi penambangan quarry dan pengolahannya berada di bukit bagian atas Desa Wadas, yang merupakan tanah gersang karena berbatu dan hanya ditumbuhi semak belukar.
Ini berbeda dengan lokasi sekitar masjid yang terbilang rimbun dan tidak bisa dibilang gersang.