KOMPAS.com - Saat ini marak beredar hoaks dari berbagai situs, yang ternyata memiliki internet protocol address atau IP address (alamat IP) yang sama.
Alamat IP adalah sebuah identitas angka pada setiap perangkat untuk terhubung ke internet atau infrastruktur jaringan lainnya.
Analoginya, alamat IP sama seperti alamat surat yang mewakili lokasi rumah.
Alamat IP dimiliki setiap komputer, ponsel, atau perangkat pintar lainnya yang terhubung melalui internet.
Adapun angka-angka ini umumnya berbeda di setiap perangkat. Namun, Kompas.com menemukan bahwa situs-situs penyebar hoaks tentang arti meninggal memliki lokasi dan alamat IP yang sama.
Baca juga: The Great Moon Hoax, Hoaks Terlaris Abad ke-19
Melalui penelusuran di situs domainbigdata.com, ditemukan bahwa ada kesamaan dari keempat situs tersebut.
Berikut empat contoh situs hoaks yang belakangan ditemukan:
Situs pertama dan kedua, memiliki alamat IP sama, yakni 216.239.32.21.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ada ratusan situs dengan alamat IP serupa yang bisa dilihat di sini.
Sedangkan situs ketiga dan keempat, memiliki memiliki alamat IP 216.239.34.21. Alamat IP ini juga terhubung dengan ratusan situs lainnya, yang bisa dilihat di sini.
Adapun lokasi IP dari keempat situs ini juga sama, yakni Emeryville, California, Amerika Serikat.
Menanggapi temuan tersebut, pemerhati keamanan siber, Yerry Niko Borang mengatakan, situs semacam itu memang sengaja dibuat untuk mencari keuntungan melalui AdSense.
"Kalau menurut saya semuanya rata-rata mencari Adsense alias duit cepat," ujar Yerry saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/1/2022).
Sebagai informasi, AdSense merupakan periklanan yang tampil di konten online, yang dikelola oleh Google.
Situs yang memasang AdSense adalah mendapat keuntungan berdasarkan klik atau tayangan (view) dari situs dan iklan tersebut. Ada iklan yang dibandrol per seribu tayangan, ada juga per klik.
Melansir laman Google, pendapatan per seribu tayangan (RPM) menunjukkan penghasilan tertaksir yang akan didapatkan untuk setiap 1.000 tayangan (view).
RPM merupakan nilai yang umum digunakan dalam program periklanan. Jumlahnya dihitung dengan membagi penghasilan tertaksir dengan jumlah tampilan laman.
Berikut contoh penghitungannya:
Jika penghasilan tertaksir sebesar 0,15 dollar dari 25 tampilan laman, maka penghitungan RPM lamannya adalah (0,15 / 25) x 1.000 = 6,00 dollar atau sekitar Rp 86.200 (kurs Rp 14.374,80)
Jika penghasilan tertaksir sebesar 180 dollar dari 45.000 tayangan iklan, maka penghitungan RPM iklan adalah (180 / 45.000) x 1.000 = 4,00 dollar atau sekitar Rp 57.500 (kurs Rp 14.374,80)
Yerry membenarkan bahwa kesamaan lokasi dan alamat IP memang kemungkinan besar dikelola oleh orang sama.
"Iya, didaftarkan atau dikelola orang yang sama," kata dia.
Pembuatan situs semacam ini tergolong mudah dan murah. Menurut Yerry, situs yang menggunakan domain .xyz seperti dicontohkan sebelumnya, memiliki biaya paling murah.
".xyz itu domain paling murah saat ini, kayak Rp 15.000 per tahun," kata dia.
Adapun mengenai kemungkinan pencurian data (data mining), Yerry mengatakan perlu kapasitas server yang cukup besar.
Penelusurannya pun cukup rumit. Sehingga dia berpendapat bahwa rata-rata, situs semacam ini memang menargetkan AdSense.
"View and click, kalau data mining mesti menyematkan kode-kode tertentu di website. Tapi biasanya harus punya kapasitas server lumayan, sih, akan sangat sulit diketahui tanpa ditelisik lumayan dalam kalau soal data mining," ucap Yerry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.