Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Video Represif Petugas Keamanan Swedia Tidak Terkait Konflik Israel-Palestina

KOMPAS.com - Video aksi represif petugas keamanan Swedia dibagikan ulang dengan konteks keliru dan diklaim sebagai kekerasan fatal polisi Israel terhadap anak Palestina.

Video itu beredar di tengah sorotan dunia terhadap konflik Israel-Palestina yang kembali memanas sejak 7 Oktober 2023.

Video itu dibagikan, antara lain, oleh akun X (Twitter) ini pada 31 Oktober 2023, dan akun Facebook ini pada 4 November 2023 dengan narasi sebagai berikut:

Polisi Israel mencekik seorang anak Palestina sampai mati pada Sabtu lalu di kedutaan AS di Jerusalem. Anak Palestina itu mengucap Kalimat Syahadat sebelum meninggal dunia. video ini telah secara sistematik dibuang dari google, Facebook, dan YouTube.

Di X, video tersebut telah ditonton lebih dari 1,6 juta kali. 

Tidak terkait konflik Israel-Palestina

Dilansir Check Your Fact, video tersebut tidak terkait dengan konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung.

Video serupa ditemukan di YouTube dan dimuat dalam artikel Arabi 21, 11 Februari 2015. Insiden tersebut juga diberitakan media Inggris The Independent, 12 Februari 2015.

Peristiwa dalam video itu adalah tindakan kekerasan dari petugas keamanan di stasiun kereta api Malmo, Swedia terhadap seorang anak laki-laki keturunan Arab. Ia ditangkap karena diduga tidak membayar tiket kereta api.

Juru bicara Departemen Kepolisian Swedia mengonfirmasi bahwa video tersebut merupakan peristiwa pada 2015 di stasiun pusat Malmo.

"Video tersebut menunjukkan insiden di stasiun pusat Malmo pada 2015. Namun, insiden itu melibatkan ordningsvakt atau petugas keamanan stasiun, bukan polisi," kata juru bicara tersebut kepada Check Your Fact melalui email.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/11/16/194500082/video-represif-petugas-keamanan-swedia-tidak-terkait-konflik-israel

Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke