Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Radiasi 5G Dalam Vaksin Covid-19 Akan Diaktifkan

KOMPAS.com - Radiasi 5G disebut akan diaktifkan pada orang-orang yang telah mendapat vaksin Covid-19 di seluruh dunia.

Narasi yang beredar di media sosial menyebutkan, pengaktifan radiasi 5G akan dilakukan pada 4 Oktober 2023.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Unggahan media sosial yang menyebut radiasi 5G akan diaktifkan pada orang yang telah mendapat vaksinasi Covid-19 disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.

Berikut penggalan narasi yang diunggah salah satu akun pada Senin (2/10/2023):

Sudah pernah di post tentang rencana mereka pada 4 Oktober 2023 namun apakah terjadi atau tidak?
Menjelang halloween radiasi 5G merupakan senjata perang senyap yang sangat ampuh untuk pemusnahan manusia di seluruh dunia.
Patogen yang terpanggang di dalam suntinkan COV-ID 19,akan di aktifkan oleh tiga gelombang pulsa berdurasi satu menit dengan kecepatan frekuensi 18GHz dari menara pemancar 5G di seluruh dunia.

Pengunggah menyertakan video berdurasi 4 menit 15 detik menampilkan seorang pria yang menjelaskan hubungan sistem siaran darurat atau emergency broadcasting system (EBS) dan Crisis Counseling Assistance and Training Program (CCP).

Berikut judul yang siniar tersebut:

The Disturbing Connection Between the October 4th EBS & the CCP -- Todd Callender Interview.

Dikutip dari Lead Stories, Todd Callender memiliki rekam jejak menyebarkan klaim palsu.

Ia mengeklaim, orang yang sudah divaksin bukan lagi manusia dan vaksin Covid-19 mengandung protein HIV yang dapat menyebabkan AIDS. Semua klaim itu tidak benar.

Adapun narasi keliru soal radiasi 5G, vaksin Covid-19, dan sistem siaran darurat muncul setelah Federal Emergency Management Agency Amerika Serikat (FEMA) menjadwalkan simulasi peringatan kedaruratan.

Uji coba sistem peringatan darurat (EAS) dan peringatan darurat nirkabel (WEA) dilakukan pada 4 Oktober 2023 pukul 10.20 waktu setempat. Siaran persnya dapat dilihat di sini.

Peringatan akan dikirim melalui ponsel, radio, dan televisi. Fungsinya untuk memberi peringatan dini kepada warga AS terkait bencana, cuaca ekstrem, dan kondisi darurat tingkat nasional lainnya.

Dilansir Politifact, peringatan dikirim melalui pesan yang tidak akan mengganggu meski sedang melakukan panggilan telepon.

Ponsel dengan mode pesawat juga tidak akan menerima pesan teks uji coba sistem kedaruratan.

Sementara, peringatan di televisi dan radio akan ditampilkan secara langsung meski harus menginterupsi program.

Bukan uji coba pertama

Sistem peringatan darurat bukan pertama kalinya disiarkan di AS. FEMA telah menggunakan sinyal audio untuk mengirim peringatan darurat sejak 1963.

Namun uji coba sistem peringatan melalui televisi dan radio telah ada sejak 2011. Jadwal pada 4 Oktober 2023 merupakan uji coba sistem ketujuh.

Sementara uji coba sistem peringatan melalui perangkat seluler merupakan kedua kalinya.

Juru bicara FEMA menegaskan, teknologi dan nada yang digunakan sama, tidak akan berbeda dengan peringatan lokal yang telah ada di masing-masing negara bagian.

Tidak berbahaya

Klaim keliru soal bahasa uji coba sistem peringatan darurat FEMA pernah dibahas oleh Kompas.com.

Pancaran radiasi elektromagnetik dari ponsel, televisi, atau radio yang menampilkan sistem peringatan tidak berpengaruh secara langsung pada kondisi tubuh manusia.

Vaksin Covid-19 juga tidak mengandung perangkat 5G atau perangkat yang mampu menghubungkan dengan pemancar 5G.

Bantahannya soal vaksin Covid-19 mengandung 5G dapat dilihat di sini.

Kesimpulan

Narasi yang menyebut radiasi 5G akan diaktifkan dalam orang yang telah mendapat vaksinasi Covid-19 merupakan hoaks.

Vaksin Covid-19 tidak mengandung 5G atau perangkat yang mampu terhubung dengan 5G.

Uji coba sistem kedaruratan yang dilakukan oleh FEMA tidak berbahaya dan tidak ada kaitannya dengan vaksin.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/10/04/173500982/-hoaks-radiasi-5g-dalam-vaksin-covid-19-akan-diaktifkan

Terkini Lainnya

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

Hoaks atau Fakta
Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke