Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur yang Menyimpan Misteri...

MAGELANG, KOMPAS.com - Dari sekian banyak relief yang terpahat di Candi Borobudur, relief Karmawibhangga menjadi salah satu yang menyimpan misteri.

Relief yang berada di kaki Candi Borobudur itu ditutupi oleh batu. Hanya empat panil yang saat ini bisa dilihat. Padahal, di Candi Borobudur terdapat 160 panel relief Karmawibhangga.

Dalam buku berjudul Mengungkap Makna Relief Karmawibhangga (2012) yang diterbitkan oleh Balai Konservasi Borobudur (BKB), dijelaskan bahwa saat Candi Borobudur ditemukan pada 1814 kondisi Relief Karmawibhangga sudah dalam keadaan tertutup batu.

Bahkan pada masa itu tidak ada yang tahu ada relief di kaki Candi Borobudur.

Hingga akhirnya, pada 1885 ketua Archaelogische Vereeniging, Ir Ijzerman secara tidak sengaja menemukan relief Karmawibhangga saat berkunjung ke Candi Borobudur.

Relief tersebut ditemukan pada kaki Candi Borobudur yang telah tertutup oleh struktur batu selasar dan undag.

Begitu mengetahui ada relief di kaki Candi Borobudur, Ijzerman memerintahkan untuk membuka batu yang menutupinya dan ditemukan 160 panil Karmawibhangga.

Untuk kepentingan dokumentasi, 160 panil tersebut lantas dipotret oleh fotografer asal Indonesia bernama Kasijan Cephas.

Namun, setelah selesai didokumentasi, batuan yang menutupi relief kembali dipasang.

Diduga, batu tersebut kembali dipasang karena alasan teknis yaitu berfungsi sebagai penyangga konstruksi candi. Total ada 13.000 meter kubik batu yang menutupi Relief Karmawibhangga.

Empat panil dibuka

Pada 1942 Jepang mulai menduduki Indonesia. Begitu mereka mengetahui ada dokumentasi soal Relief Karmawibhangga, maka kembali dilakukan pembongkaran.

Kala itu Jepang membongkar batu di sudut tenggara Candi Borobudur yang menutupi empat panil relief Karmawibhangga.

Arkeolog BKB, Winda Diah Puspita Rini menjelaskan, tidak ada alasan pasti mengapa Jepang hanya membongkar empat panil relief Karmawibhangga.

Menurut dia, setelah dibongkar, batu tersebut tidak dipasang kembali. Sehingga, sampai saat ini empat panil relief Karmawibhangga terbuka.

"Jepang melihat dokumentasinya Belanda bahwa ada relief yang tersembunyi di Candi Borobudur. Nah karena ingin tahu, kemudian dibuka di sudut tenggara. Kemudian, oleh orang Jepang tidak ditutup lagi," ucap Winda saat ditemui di Kantor BKB, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (8/8/2023).

Pada saat pemugaran 1973, empat panil tersebut tetap dibiarkan terbuka. Meskipun, sebenarnya masih terdapat tumpukan batu yang dulunya menutupi empat panil relief Karmawibhangga. 

Winda menjelaskan, empat panil Relief Karmawibhangga tetap dibiarkan terbuka supaya bisa digunakan untuk edukasi. 

"Saat pemugaran 1973-1983 itu dibiarkan terbuka untuk pembelajaran masyarakat bahwa ada relief yang tersembunyi," ujarnya.

Beda pendapat soal ditutupnya Karmawibhangga

Di kalangan masyarakat ada dua pendapat mengapa Relief Karmawibhangga ditutupi oleh batu.

Pendapat pertama, karena alasan teknis. Menurut pendapat ini, batuan yang menutupi relief berfungsi sebagai penyangga konstruksi Candi Borobudur agar tidak runtuh. 

Sementara, pendapat kedua menyebutkan bahwa relief Karmawibhangga ditutup karena faktor kesantunan. Sebab, relief tersebut dianggap menampilkan gambar yang terkesan vulgar dan sadis sehingga tidak layak disaksikan.

Relief tersebut banyak menampilkan mengenai sebab akibat dari perbuatan baik dan buruk manusia.

Sebagai arkeolog, Winda menuturkan, alasan pertama lebih bisa diterima. Sebab ada beban yang berat di bagian atas candi, sehingga batuan yang menutupi Relief Karmawibhangga berfungsi sebagai penyangga.

"Alasan teknis yang lebih kuat. Karena ada beban yang berat di bagian atas candi. Jadi buat peyangga biar nggak runtuh," kata dia.

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil riset 160 panil relief Karmawibhangga tidak semuanya mengacu pada kitab Maha Karmawibhangga yang menjelaskan tentang sebab akibat perbuatan baik dan buruk.

Namun, relief itu juga menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa kuno pada abad ke-8. Gambaran itu misalnya, memperlihatkan jenis mata pencaharian, alat musik, pakaian dan lainnya.

"Jadi selain menampilkan mengenai sebab akibat, Relief Karmawibhangga juga menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa kuno pada abad ke-8," kata Winda. 

Ia pun mempertanyakan, jika relief Karmawibhangga ditutup karena alasan menampilkan gambar vulgar kenapa harus ditutupi dengan batu sebanyak 13.000 meter kubik.

Sebab, menurut Winda, untuk sekadar menutupi gambar, seharusnya tidak memerlukan batu sebanyak itu. 

"Yang bilang vulgar mungkin karena melihat di reliefnya terdapat gambar perempuan yang  bagian atasnya tidak berbusana. Tapi kan memang pada waktu itu (abad 8) bagian atas tidak berbusana, hanya bagian bawahnya saja. Seperti perempuan Bali zaman dulu itu kan yang bagian atas enggak pakai busana," kata Winda.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/08/16/163445682/relief-karmawibhangga-di-candi-borobudur-yang-menyimpan-misteri

Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke