KOMPAS.com - Klaim bahwa suramin dapat menyembuhkan Autism spectrum disorder (ASD) atau gangguan spektrum autisme beredar di media sosial. Contohnya, narasi yang disebarkan oleh akun Facebook ini dan Twitter ini.
"Jika Anda atau siapa pun yang Anda kenal menderita autisme perlu beralih ke suramin .. Saya melakukan sedikit riset sendiri untuk membuktikan bahwa itu memang obatnya! Sebarkan beritanya," tulis sebuah akun Facebook pada 6 Februari 2023, dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Kedua pengguna media sosial itu mengunggah poster berisi klaim bahwa suramin membuat anak dengan autisme yang kesulitan berbicara dapat mengucapkan satu kalimat dalam sembilan jam.
Suramin biasanya digunakan untuk mengobati kebutaan dan penyakit tidur akut yang disebabkan oleh Trypanosoma brucei rhodesiense.
Lantas, benarkah klaim tersebut?
Studi suramin untuk autisme
Dikutip dari Reuters, Kamis (23/2/2023), sejauh ini tidak ada obat yang terbukti dapat mengobati gangguan spektrum autisme.
Salah satu penelitian suramin terhadap gangguan spektrum autisme diterbitkan oleh jurnal Annals of Clinical and Translational Neurology pada 2017.
Penelitian itu melibatkan 10 anak dengan gangguan spektrum autisme. Lima anak diberikan obat suramin dengan dosis rendah.
Hasil penelitian tersebut tidak menunjukkan hasil seperti narasi yang beredar di media sosial.
Para penulis dari penelitian itu mengatakan, pengobatan menggunakan suramin perlu dipelajari dalam uji coba yang lebih besar untuk menetapkan keamanan dan kemanjurannya.
Penelitian di atas juga melibatkan profesor di Universitas California, Robert Naviaux sebagai penulis. Dia mengulas soal suramin sebagai perawatan autisme. Ulasannya dapat dibaca di sini.
Naviaux menjelaskan, suramin mungkin dapat membantu mengatasi gejala gangguan spektrum autisme, termasuk keterlambatan bicara dan kemampuan bahasa, kesulitan dengan komunikasi sosial nonverbal, serta perilaku atau minat yang terbatas atau berulang.
Studi ini didasarkan pada teori bahwa mesin penghasil energi dalam sel terlalu aktif pada autisme. Menurutnya, pemberian suramin membantu memblokir molekul yang disebut ATP, kemudian menyeimbangkannya.
Kendati demikian, Naviaux menyadari bahwa temuannya tidak dapat dijadikan acuan untuk meresepkan suramin kepada anak dengan gangguan spektrum autisme.
"Dokter tidak dapat meresepkan suramin untuk autisme sampai telah diuji keamanan dan kemanjurannya secara ketat. uji klinis, dan disetujui penggunaannya oleh FDA,” ungkap Naviaux.
Belum disetujui FDA
Sejauh ini, Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), hingga Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) belum menyarankan penggunaan suramin sebagai obat perawatan autisme.
Namun, beberapa obat yang disetujui FDA dapat membantu mengatasi gejala terkait seperti tingkat energi yang tinggi atau kurang fokus.
FDA menyetujui penggunaan antipsikotik termasuk risperidone dan aripiprazole untuk mengobati iritabilitas yang terkait dengan gangguan spektrum autisme.
Terkait penggunaan suramin, uji klinis fase 1 yang dilakukan oleh Naviaux telah disetujui oleh FDA.
Kendati demikian, uji klinis itu tidak menemukan dampak signifikan suramin terhadap autisme.
Keterbatasan percobaan dan sampel yang sedikit, membuat para peneliti menyimpulkan bahwa perlu kehati-hatian ekstra terhadap penggunaan suramin yang tidak sah.
Apa itu suramin?
Dikutip dari publikasi NIH, suramin telah digunakan selama 100 tahun untuk mengobati penyakit tidur akut yang disebabkan oleh Trypanosoma brucei rhodesiense.
Suramin pertama kali diperkenalkan sebagai obat penyakit tidur Afrika pada 1922. Sebagai agen antiinfeksi yang dikembangkan dalam kimia medis, suramin menjadi terobosan di bidang kemoterapi.
Obat ini juga memiliki potensi mengatasi penyakit akibat parasit, virus, kanker, hingga gigitan ular.
Sejumlah narasi lain di media sosial menyebut bahwa suramin dapat ditemukan dalam duri pinus.
Hal itu dibantah oleh Naviaux. Dia mengatakan klaim tersebut juga salah.
"(Suramin adalah) obat buatan manusia yang rumit dan tidak ada di duri pinus atau produk alami lainnya," ujarnya.
Bisakah autisme disembuhkan?
Dilansir Healthline, 24 November 2021, sebagian besar ahli menyebut bahwa gangguan spektrum autisme tidak dapat disembuhkan. Sejauh ini pengobatan yang dilakukan adalah untuk mengatasi gejalanya.
Sementara, anak atau orang dengan gangguan spektrum autisme akan mendapat pendampingan perilaku, psikologis, dan pendidikan.
Bentuk pengobatan lain yang dilakukan, yakni:
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/02/23/185900382/cek-fakta--tidak-benar-suramin-dapat-mengobati-autisme