KOMPAS.com - Selama lebih dari dua tahun Meta, perusahaan yang menaungi jejaring media sosial Facebook dan Instagram, mengambil tindakan khusus pada konten-konten yang memuat informasi keliru tentang Covid-19.
Raksasa media sosial ini sedang mempertimbangkan untuk mengubah cara menangani misinformasi.
Sebelumnya, mereka memberi label dan konteks pada konten, menurunkannya dalam peringkat algoritmik, hingga melakukan penghapusan secara sepihak.
Lantas, apa yang akan direncanakan Meta selanjutnya?
Situasi Covid-19 sudah berubah
Kepala urusan global Meta, Nick Clegg melalui laman resmi Facebook mengabarkan bahwa Meta sedang meminta nasihat dari dewan pengawas.
Dewan pengawas yang dimaksud yakni regulator mandiri yang dibentuk pada Mei 2020, untuk memutuskan moderasi dan kebijakan.
Setelah melihat situasi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari dua tahun, Meta meminta pendapat dewan pengawas tentang perubahan cara mengatasi misinformasi di platfrom mereka.
Meski tidak semua, tetapi banyak negara telah berusaha untuk kembali ke keadaan normal. Berbeda ketika situasi genting di awal pandemi Covid-19.
Pihaknya menyadari, situasi pandemi akan terus berubah-ubah dan berbeda di setiap negara.
"Adalah penting bahwa kebijakan apa pun yang diimplementasikan Meta sesuai untuk berbagai situasi yang dihadapi negara-negara tersebut," ucap Clegg.
Adapun yang utama, Meta mempertanyakan, apakah metode melawan misinformasi di awal pandemi merupakan pendekatan yang tepat untuk bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang.
Jumlah konten yang dihapus
Sebelumnya, Meta menghapus misinformasi ketika mitra lokal dengan keahlian yang relevan melaporkan bagian tertentu dari konten, seperti unggahan tertentu di Facebook yang dapat berkontribusi pada risiko bahaya fisik yang akan segera terjadi.
"Perubahan tersebut berarti bahwa, untuk pertama kalinya, kebijakan tersebut akan memberikan penghapusan seluruh kategori klaim palsu dalam skala dunia," ujar Clegg.
Dalam kurun waktu dua tahun, Meta telah menghapus misinformasi Covid-19 dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tercatat, secara global, lebih dari 25 juta konten telah dihapus sejak awal pandemi.
Melalui kebijakan misinformasi Covid-19 tersebut, Meta telah menghapus klaim palsu tentang masker, pembatasan jarak, dan penularan virus.
Kemudian, pada akhir 2020, ketika vaksin Covid-19 mulai tersedia, Meta juga mulai menghapus klaim palsu, seperti narasi bahwa vaksin berbahaya atau tidak efektif.
"Kebijakan Meta saat ini memberikan penghapusan 80 klaim palsu yang berbeda tentang COVID-19 dan vaksin," kata Clegg.
Tentang dewan pengawas
Dewan pengawas dibentuk untuk melakukan penilaian independen, beroperasi sebagai pemeriksaan dan keseimbangan yang dipimpin oleh para ahli.
Dengan kemampuan untuk membuat keputusan yang mengikat pada kasus konten tertentu, dewan pengawas juga memiliki tugas menawarkan pendapat yang tidak mengikat tentang kebijakan bagi Meta.
Dilansir dari The Guardian, Selasa (26/7/2022), dewan pengawas didanai oleh Facebook dan empat anggota pertamanya, memegang gelar co-chair dan dipilih oleh perusahaan media sosial tersebut.
Meskipun memiliki hubungan dekat, dewan pengawas memiliki beberapa bentrokan dengan Facebook. Seperti yang terjadi pada 2021, mengenai pemblokiran akun Donald Trump dan menolak upaya Facebook untuk mencegahnya memberikan penilaian.
Terkait perintaan saran dari Meta, dewan pengawas telah menerima dan menanggapinnya dalam sebuah pernyataan.
"Meta harus mengirimkan rekomendasi dewan melalui proses pengembangan kebijakan resminya dan memberikan pembaruan rutin mengenai hal ini, termasuk melalui ruang redaksinya," ujar dewan.
"Meskipun pendapat penasihat kebijakan dewan tidak mengikat, Meta harus memberikan tanggapan publik dan tindakan tindak lanjut dalam waktu 60 hari setelah menerima rekomendasi kami," lanjut pernyataan tersebut.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/07/27/183600382/meta-pertimbangkan-perubahan-kebijakan-soal-misinformasi-covid-19