Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Orang Percaya Hoaks? Ini Penjelasan Psikolog

Kekeliruan di era banjir informasi memang tidak bisa dihindari. Sebaran hoaks di media sosial seolah tidak ada habisnya.

Namun, mengapa orang-orang bisa mempercayai dan menyebarkannya? Berikut penjelasan dari ilmu psikologi.

Hanya mempercayai yang ingin dipercaya

Psikolog klinis sekaligus cofounder Ohana Space Jakarta Barat, Veronica Adesla mengatakan, kepercayaan seseorang terhadap informasi tertentu, salah satunya dipengaruhi oleh perspektif yang sudah ada dalam diri orang tersebut.

"Setiap individu itu sudah memiliki perspektif tertentu tentang banyak hal," ujar Vero kepada Kompas.com, Senin (24/1/2022).

Manusia memiliki kecenderungan untuk lebih mempercayai informasi yang sesuai dengan perspektif mereka, meski informasi tersebut keliru.

"Ketika mencari informasi, bisa juga akhirnya informasi yang dicari, yang difokuskan untuk dilihat adalah informasi yang didukung believe atau keyakinan yang mendukung perspektif tersebut," újar Vero.

Tidak menutup kemungkinan, manusia menutup atau mengabaikan informasi berbasis fakta ilmiah, untuk mempertahankan perspektif yang mereka miliki. Dari situ hoaks terus beredar dan dipercaya masyarakat.

Adapun dalam ilmu psikologi sosial, ada istilah epistimological believe, yaitu kepercayaan individu berdasarkan pengetahuan yang diperoleh masyarakat.

Pengetahuan masing-masing individu berbeda. Hal ini memengaruhi kepercayaan setiap individu terhadap suatu hal.

Tidak mencermati informasi dengan benar

Faktor lainnya yang membuat orang-orang bisa percaya hoaks adalah kurangnya kecermatan dalam mencerna informasi.

"Ketika membaca informasi, tidak berpikir dengan sungguh-sungguh atau dicermati dengan benar, dicerna ulang, logis atau enggak logis, rasional atau tidak rasional," kata Vero.

Kendati demikian, Vero menjelaskan bahwa faktor ini bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti akses pendidikan yang tidak merata, kurangnya literasi digital, dan sebagainya yang membuat orang tersebut tidak terbiasa menyaring informasi.

"Tidak mampu memiliki akses atau tidak ada pengetahuan yang cukup untuk bisa membedakan mana sumber informasi yang legit, terpercaya, dan mana yang hoaks," pungkas dia.

Percaya testimoni teman

Algoritma media sosial membuat seseorang terjebak dalam bubble atau lingkar pertemanan yang itu-itu saja.

Terjebak dalam lingkar pertemanan yang hanya mendukung perspektif yang ingin dipercaya, memengaruhi perilaku seseorang dalam mendapat informasi.

Orang cenderung percaya informasi tertentu setelah mendengarkan testimoni dari teman, meski kebenarannya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan.

"Informasi dari orang terdekat yang mungkin dipercaya, dalam keseharian bisa jadi itu mempengaruhi," imbuh Vero.

Takut pada ketidakpastian

Hal-hal yang tidak pasti, seperti kapan kiamat akan datang, kapan pandemi berakhir, dan sebagainya, menimbulkan rasa tidak nyaman dalam diri manusia.

Begitu juga dengan hal-hal baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya, seperti vaksin Covid-19, varian baru virus corona, dan lain-lain.

Secara naluriah, manusia tidak nyaman dengan ketidakpastian.

Menurut psikolog sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Laelatus Syifa, kepercayaan masyarakat terhadap mitos tertentu dipengaruhi oleh rasa takut akan ketidakpastian.

Pada 1 Februari 2021 lalu, Laelatus menjelaskan kepada Kompas.com, bahwa kepercayaan manusia pada informasi tertentu yang tidak terbukti kebenarannya, muncul karena kebutuhan manusia untuk mendapat kepastian.

Orang yang secara psikologis tidak memiliki ketahanan terhadap ketidakpastian, cenderung mempercayai apa saja yang bisa menguatkan dirinya.

"Beberapa orang pada akhirnya bisa merasakan ketidakpastian. Sehingga, jalan short cut untuk keluar dari ketidakpastian tersebut dengan membuat kepercayaan yang menguntungkan mereka, sehingga percaya pada tahayul," jelas Laelatus.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/01/25/112424982/kenapa-orang-percaya-hoaks-ini-penjelasan-psikolog

Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi 'Online'

[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir 'Friends' pada 2004

Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir "Friends" pada 2004

Sejarah dan Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke