Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 1 Miliar Orang di Dunia Terancam Kehilangan Pendengaran Menurut WHO

Kompas.com - 12/03/2022, 19:30 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Lebih dari satu miliar orang usia 12-35 tahun di dunia terancam kehilangan pendengaran.

Hal itu disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini dalam laporannya tentang pendengaran.

Pada 2050, potensi tersebut diduga meningkat menjadi hampir 2,5 miliar atau 1 dari 4 orang di dunia mengalami gangguan pendengaran tingkat tertentu.

700 juta di antaranya akan membutuhkan akses perawatan telinga dan pendengaran serta layanan rehabilitasi lainnya, kecuali jika ada tindakan pencegahan yang diambil.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Sabtu (7/3/2022), Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pendengaran adalah sesuatu yang sangat berharga.

Baca juga: WHO Minta Masyarakat Global Tak Anggap Remeh Omicron

"Kemampuan kita untuk mendengar sangat berharga. Gangguan pendengaran yang tidak diobati dapat berdampak buruk bagi kemampuan orang untuk berkomunikasi, belajar, dan mencari nafkah," kata Tedros.

"Ini (gangguan pendengaran) juga dapat berdampak bagi kesehatan mental dan kemampuan untuk mempertahankan hubungan," imbuhnya.

Laporan yang dirilis pada 3 Maret 2022 itu tidak hanya menguraikan skala masalah, tetapi juga menawarkan solusi dalam bentuk intervensi berbasis bukti.

WHO menggarisbawahi, upaya cepat untuk mencegah dan mengatasi gangguan pendengaran adalah dengan berinvestasi serta memperluas akses ke layanan perawatan telinga dan pendengaran.

Penyebab gangguan pendengaran dan rekomendasi WHO

Risiko kehilangan pendengaran pada anak dan remaja berkaitan dengan penggunaan peralatan audio personal dan paparan suara yang bisa merusak pendengaran, seperti di klub malam, bar, konser, dan acara olahraga.

Baca juga: WHO Minta Omicron Tidak Dianggap Remeh: Bukan Penyakit Ringan

Hampir 60 persen gangguan pendengaran dapat dicegah melalui imunisasi untuk pencegahan rubella dan meningitis, peningkatan perawatan ibu dan bayi, dan skrining dan manajemen dini.

Sementara itu, pengendalian kebisingan, pendengaran yang aman dan pengawasan obat-obatan ototoksik dengan menjaga kebersihan telinga dapat membantu mengurangi potensi gangguan pendengaran pada orang dewasa.

WHO menjelaskan, paparan suara keras menyebabkan gangguan pendengaran sementara atau tinnitus.

Akan tetapi, paparan yang lama atau berulang dapat menyebabkan kerusakan pendengaran permanen, serta mengakibatkan gangguan pendengaran yang tidak dapat diperbaiki.

Oleh karena itu, WHO memberikan enam rekomendasi di tempat atau acara tertentu untuk membatasi gangguan pendengaran.

Baca juga: Alasan WHO Sebut Omicron Bukan Penyakit Ringan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com