Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Kompas.com - 18/04/2024, 20:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk melawan infeksi bakteri yang terjadi pada tubuh.

Obat ini umumnya aman dan banyak diresepkan untuk beberapa jenis peradangan, seperti flu, pilek, dan sakit tenggorokan.

Meski demikian, beberapa orang mungkin menghentikan pemakaiannya setelah merasakan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.

Salah satu warganet di media sosial X menyebutkan, antibiotik tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan dan harus dikonsumsi hingga obat habis.

Disebutkan, antibiotik yang tidak dikonsumsi sampai habis dapat menyebabkan resistensi antibiotik.

"Friendly reminder buat temen-temen yg ngerasa sakit, jangan dikit-dikit minum antibiotik yah? Kalau minum harus pake resep dokter dan HARUS habis. Jangan pake antibiotik sisaan atau setengah resep, ikuti resep dokter. Sehat-sehat terus orang aring," tulis akun @tanyarlfes, Senin (15/4/2024).

Lantas, benarkah konsumsi antibiotik yang tidak habis bisa menyebabkan resistensi antibiotik?

Baca juga: 3 Fakta Seputar Penggunaan Antibiotik yang Harus Anda Ketahui


Penjelasan ahli

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati menjelaskan, antibiotik adalah jenis obat yang penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter.

Antibiotik tidak boleh dibeli secara bebas dan penggunaanya harus dihabiskan, meskipun kondisi tubuh sudah membaik.

Apabila antibiotik dikonsumsi secara bebas, tidak sesuai resep dokter, atau tidak sampai habis, maka bisa menyebabkan resistensi antibiotik.

"Resistensi antibiotik itu maksudnya bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik. Hal ini salah satunya bisa disebabkan ketika antibiotik tidak dikonsumsi sampe habis ketika diresepkan," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (17/4/2024).

Antibiotik biasanya diresepkan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri di tubuh manusia. Sebab, obat ini bekerja dengan membunuh bakteri atau mencegah pertumbuhan bakteri.

Misalnya, antibiotik biasanya akan digunakan untuk mengobati radang tenggorokan atau infeksi saluran kemih. 

Baca juga: Sederet Efek Samping Antibiotik, dari yang Ringan sampai Berat

Efek samping resistensi antibiotik

Zullies melanjutkan, saat antibiotik tidak dikonsumsi sesuai resep atau tidak dihabiskan, maka yang terbunuh mungkin baru bakteri-bakteri yang lebih lemah dan masih menyisakan bakteri yang kuat.

"Sehingga, bakteri yang tidak terbunuh itu nanti akan menjadi bakteri yang kebal terhadap obat," jelas Zullies.

Selain itu, resistensi antibiotik juga dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit dan membuatnya bertambah parah.

Kondisi ini terjadi karena antibiotik sudah tidak bekerja secara efektif dalam melawan kuman.

"Sehingga, ini membuat pasien akan membutuhkan obat antibiotik yang lebih ampuh lagi dan mungkin lebih mahal untuk kuman yang sama," tuturnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar pasien menghabiskan antibiotik yang diresepkan dokter, meskipun tubuh sudah dalam kondisi yang lebih baik.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Virus dalam Kotoran Hewan, Bisa Menjadi Obat Antibiotik Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com