Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Anemia Aplastik, Penyakit yang Diderita Babe Cabita

Kompas.com - 09/04/2024, 15:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Berita duka datang dari dunia hiburan tanah air. Komedian Babe Cabita meninggal dunia, Selasa (9/4/2024).

Diberitakan Kompas.com (9/4/2024), aktor sekaligus komedian tersebut sebelumnya menderita penyakit yang cukup langka, yakni anemia aplastik.

Anemia aplastik adalah suatu kondisi darah langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat menghasilkan cukup sel darah baru agar tubuh dapat bekerja secara normal, menurut National Heart, Lung, and Blood Institute NIH.

Penyakit ini dapat berkembang dengan cepat atau lambat, dan dapat bersifat ringan atau serius. Saat ini, belum ada cara untuk mencegah anemia aplastik.

Baca juga: 8 Manfaat Kesehatan Tinta Cumi, Mengatasi Anemia dan Menurunkan Tekanan Darah


Penyebab Anemia Aplastik

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, para ahli belum mengetahui alasan pasti mengapa seseorang bisa mengalami anemia aplastik.

Namun kondisi tersebut biasanya terjadi ketika sistem kekebalan menyerang sumsum tulang sehingga tidak dapat membuat sel induk.

Beberapa kondisi disebut sebagai penyebab yang dapat meningkatkan risiko terkena anemia aplastik, antara lain:

1. Kondisi medis

Beberapa kondisi medis diketahui dapat menyebabkan seseorang menderita anemia aplastik, yaitu:

  • Penyakit autoimun seperti lupus.
  • Infeksi virus seperti virus Epstein-Barr, cytomegalovirus (CMV), parvovirus B19 dan human immunodeficiency virus (HIV).
  • Hemoglobinuria nokturnal paroksismal, kelainan yang didapat ketika sel darah merah Anda rusak terlalu cepat.
  • Kehamilan. Sistem kekebalan mungkin menyerang sumsum tulang selama kehamilan.

Baca juga: 7 Manfaat Makan Petai untuk Kesehatan, Bantu Turunkan Gula Darah dan Cegah Anemia

2. Kondisi yang diwariskan

Para ahli menghubungkan anemia aplastik dengan beberapa sindrom kegagalan sumsum tulang yang diturunkan, di mana sumsum tulang Anda tidak menghasilkan cukup sel induk.

Kondisi yang diwariskan meliputi anemia fanconi, diskeratosis bawaan, sindrom shwachman-diamond, Anemia diamond-blackfan, dan sindrom pearson.

3. Perawatan medis

Perawatan medis tertentu membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena anemia aplastik, seperti:

  • Perawatan penyakit autoimun.
  • Radiasi dan kemoterapi digunakan untuk mengobati kanker.
  • Paparan karsinogen dalam waktu lama, seperti arsenik dan benzena, juga dapat meningkatkan risiko terkena anemia aplastik.

Baca juga: 4 Buah yang Sebaiknya Dihindari oleh Penderita Anemia Defisiensi Besi

Gejala anemia aplastik

Gejala anemia aplastik biasanya berkembang selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, jadi Anda mungkin tidak langsung menyadari adanya perubahan pada tubuh.

Namun, dalam beberapa kasus, penderita anemia aplastik dapat langsung mengalami gejala yang parah.

Dikutip dari laman Mayo Clinic, berikut adalah beberapa gejala yang dapat timbul ketika menderita anemia aplastik:

  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Kulit pucat
  • Infeksi yang sering atau berkepanjangan
  • Memar yang tidak dapat dijelaskan atau mudah terjadi
  • Mimisan dan gusi berdarah
  • Pendarahan berkepanjangan akibat luka
  • Ruam kulit
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Demam.

Anemia aplastik bisa bersifat jangka pendek, atau bisa menjadi kronis. Kondisi tersebut bisa menjadi parah dan bahkan berakibat fatal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com