Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kepiting Tapal Kuda yang Darahnya Capai Rp 200 Juta Per Liter

Kompas.com - 05/03/2024, 17:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lini media sosial tengah diramaikan dengan hewan purba, kepiting tapal kuda atau Horseshoe crab yang dikenal karena memiliki darah berwarna biru.

Salah satu akun yang mengunggah adalah @convomfs pada Sabtu (2/3/2025).

"Dia namanya kepiting tapal kuda. dia hewan purba dan udah ada sejak lebih dari 400jt tahun lalu. warna darah dia biru (yang di gambar)," tulis pengunggah.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (4/3/2024), dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, drh Slamet Raharjo mengatakan, darah biru dari kepiting tapal diperoleh dari dari hemosianin, zat tembaga yang terkandung di dalam darah tersebut.

Selain itu, darah kepiting tapal kuda juga mengandung zat khusus yang bisa digunakan untuk menangkap bakteri dengan cara membekukannya.

Namun, tak hanya memiliki keunikan dari warna darahnya saja, kepiting tapal kuda juga memiliki beberapa fakta menarik.

Baca juga: Darah Biru Kepiting Tapal Kuda Dihargai Rp 200 Juta Per Liter, Apa Manfaatnya?


Fakta kepiting tapal kuda

Berikut beberapa fakta kepiting tapal kuda:

1. Kepiting tapal kuda sudah ada sebelum dinosaurus

Dilansir dari National Zoo, kepiting tapal kuda dijuluki sebagai “fosil hidup”. Artinya, hewan ini telah ada dan hampir tidak berubah selama setidaknya 445 juta tahun.

Selain itu, kepiting tapal kuda juga sudah ada jauh sebelum dinosaurus muncul. Di mana, dinosaurus pertama kali muncul sekitar 200 juta tahun kemudian, pada era Mesozoikum.

Kepiting tapal kuda berhasil selamat dari peristiwa kepunahan yang memusnahkan dinosaurus dari Bumi, sekitar 66 juta tahun yang lalu.

Saat ini, setidaknya masih ada empat spesies kepiting tapal kuda yang hidup.

Satu spesies ditemukan di perairan pesisir Atlantik Amerika Utara dan Teluk Meksiko, dan tiga spesies ditemukan di perairan pesisir Asia.

Namun demikian, kepiting tapal kuda tidak banyak berevolusi dalam 200 juta tahun terakhir, itulah sebabnya mereka sering disebut "fosil hidup".

Untuk habitatnya, kepiting tapal kuda sering berkumpul dalam kelompok di pantai khususnya di negara bagian Atlantik tengah seperti Delaware, New Jersey, dan Maryland pada musim semi dan musim panas, di mana populasi mereka paling besar.

Selain itu, kepiting tapal kuda juga dapat bersarang sepanjang tahun di Florida, dengan puncaknya terjadi pada musim semi dan musim gugur.

Baca juga: Fosil Capit Kepiting Terbesar yang Hidup 9 Juta Tahun Lalu Ditemukan di Selandia Baru

2. Ada enam pasang kaki, tapi hanya lima pasang kaki yang digunakan untuk berjalan

Kepiting tapal kuda diketahui memiliki enam pasang kaki. Namun, mereka hanya berjalan dengan 10 kaki.

Satu pasang kakinya yang disebut chelicera, digunakan untuk memindahkan makanan ke dalam mulutnya.

Kepiting tapal kuda memakan cacing, ganggang, kerang, dan mangsa kecil lainnya yang mereka keluarkan dari sedimen dasar laut.

Kepiting tapal kuda tidak memiliki rahang, sehingga mereka menghancurkan makanannya di antara kedua kakinya sebelum dimakan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com