SETELAH membahas frekuensi penggunaan, m-Banking, dan bank digital, fenomena menarik berikutnya adalah e-Money, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), e-Commerce, dan fintech lending.
Baca juga: Survei 2023 dan Prediksi 2024 e-Lifestyle di Indonesia (Bagian I)
Kita awali dengan e-Money, di mana 92 persen responden riset kami (n=10.150) telah menggunakan eMoney.
Angka tersebut cukup stabil dari tahun ke tahun, dengan tiga nama terbanyak digunakan adalah Gopay, ShopeePay, dan OVO.
Khusus ShopeePay, posisinya tahun lalu berhasil menyaingi, bahkan nampaknya sudah menyalip OVO seiring dengan gencarnya aktivitas pemasaran yang mereka lakukan.
Adapun merek lain di luar tiga besar adalah Dana, eMoney Mandiri, Flazz BCA, LinkAja, Brizzi, JakCard, iSaku, dan lainnya.
Saat penulis dan tim tanya apa alasan mereka aktif gunakan uang digital itu, motivasi utamanya adalah simple dan efisien secara waktu.
Sebagian besar responden menggunakannya, secara berurutan, adalah untuk membayar jasa antar makanan, transportasi daring, membayar eCommerce, bayar tol, bayar tiket parkir, membayar restoran/kafe, beli pulsa, bayar transportasi umum, membayar di minimarket, serta membayar utilitas (PLN, PDAM, dll).
Lebih dari 50 persen responden melakukan top up e-money minimal sekali seminggu atau frekuensi sering dan sangat sering.
Sementara itu, persentase responden yang hanya mengisi jika akan menggunakan pada tahun lalu turun drastis. Hal ini menunjukkan tingginya kebutuhan terhadap penggunaan e-money di masyarakat kontemporer.
Pun demikian, sisi keluhan tetap ada karena lebih dari 50 persen responden pula pernah mengalami tidak bisa mengakses aplikasi. Persentase ini meningkat cukup jauh dibanding tahun sebelumnya.
Kendala berikutnya adalah setelah top up, saldo tidak bertambah maupun nominal saldo yang berkurang tanpa bertransaksi. Persentase ini juga meningkat cukup besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini tentunya sangat memprihatinkan dan perlu diperhatikan secara khusus oleh para penyedia layanan maupun pemerintah, karena terkait amanah maupun trust, yang merupakan fundamental dalam layanan finansial .
Berikutnya kita bahas hasil survei terkait QR-Code, yang hasilnya digunakan untuk transaksi pembayaran yang semakin masif.
Sebanyak 87 persen responden mengaku pernah menggunakan QR Code untuk pembayaran, dengan layanan terbanyak digunakan secara berurutan adalah QRIS, Gopay, OVO, LinkAja, dan PayTren.
Kemudian, lebih dari 50 persen responden memilih QRIS sebagai metode pembayaran transaksi yang paling sering digunakan, hal ini jauh melebihi cash maupun kartu debit.
Bahasan berikutnya terkait e-Commerce. Kami di Sharing Vision pascariset menemukan pada poin ini situasi bahwa kecenderungan masyarakat Indonesia semakin bergeser ke transaksi online.
Ada titik kesetimbangan baru, di mana memang realitas ekonomi di masyarakat kita sebagian online dan sebagian offline.
Meskipun terlihat beberapa item yang terus meningkat dalam preferensi pembelian daring, seperti kosmetik dan fashion, tetapi e-Commerce secara keseluruhan di Indonesia benar-benar telah menjadi sesuatu yang mainstream.