Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M. Eng, CISA, ATD
Dosen STEI ITB & Founder Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Indonesia

Dimitri Mahayana adalah pakar teknologi informasi komunikasi/TIK dari Bandung. Lulusan Waseda University, Jepang dan ITB. Mengabdi sebagai Dosen di STEI ITB sejak puluhan tahun silam. Juga, meneliti dan berbagi visi dunia TIK kepada ribuan profesional TIK dari ratusan BUMN dan Swasta sejak hampir 20 tahun lalu.

Bisa dihubungi di dmahayana@stei.itb.ac.id atau info@sharingvision.com

Survei 2023 dan Prediksi 2024 e-Lifestyle di Indonesia (Bagian II-Habis)

Kompas.com - 24/02/2024, 09:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH membahas frekuensi penggunaan, m-Banking, dan bank digital, fenomena menarik berikutnya adalah e-Money, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), e-Commerce, dan fintech lending.

Baca juga: Survei 2023 dan Prediksi 2024 e-Lifestyle di Indonesia (Bagian I)

Kita awali dengan e-Money, di mana 92 persen responden riset kami (n=10.150) telah menggunakan eMoney.

Angka tersebut cukup stabil dari tahun ke tahun, dengan tiga nama terbanyak digunakan adalah Gopay, ShopeePay, dan OVO.

Khusus ShopeePay, posisinya tahun lalu berhasil menyaingi, bahkan nampaknya sudah menyalip OVO seiring dengan gencarnya aktivitas pemasaran yang mereka lakukan.

Adapun merek lain di luar tiga besar adalah Dana, eMoney Mandiri, Flazz BCA, LinkAja, Brizzi, JakCard, iSaku, dan lainnya.

Saat penulis dan tim tanya apa alasan mereka aktif gunakan uang digital itu, motivasi utamanya adalah simple dan efisien secara waktu.

Sebagian besar responden menggunakannya, secara berurutan, adalah untuk membayar jasa antar makanan, transportasi daring, membayar eCommerce, bayar tol, bayar tiket parkir, membayar restoran/kafe, beli pulsa, bayar transportasi umum, membayar di minimarket, serta membayar utilitas (PLN, PDAM, dll).

Lebih dari 50 persen responden melakukan top up e-money minimal sekali seminggu atau frekuensi sering dan sangat sering.

Sementara itu, persentase responden yang hanya mengisi jika akan menggunakan pada tahun lalu turun drastis. Hal ini menunjukkan tingginya kebutuhan terhadap penggunaan e-money di masyarakat kontemporer.

Pun demikian, sisi keluhan tetap ada karena lebih dari 50 persen responden pula pernah mengalami tidak bisa mengakses aplikasi. Persentase ini meningkat cukup jauh dibanding tahun sebelumnya.

Kendala berikutnya adalah setelah top up, saldo tidak bertambah maupun nominal saldo yang berkurang tanpa bertransaksi. Persentase ini juga meningkat cukup besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini tentunya sangat memprihatinkan dan perlu diperhatikan secara khusus oleh para penyedia layanan maupun pemerintah, karena terkait amanah maupun trust, yang merupakan fundamental dalam layanan finansial .

Berikutnya kita bahas hasil survei terkait QR-Code, yang hasilnya digunakan untuk transaksi pembayaran yang semakin masif.

Sebanyak 87 persen responden mengaku pernah menggunakan QR Code untuk pembayaran, dengan layanan terbanyak digunakan secara berurutan adalah QRIS, Gopay, OVO, LinkAja, dan PayTren.

Kemudian, lebih dari 50 persen responden memilih QRIS sebagai metode pembayaran transaksi yang paling sering digunakan, hal ini jauh melebihi cash maupun kartu debit.

Bahasan berikutnya terkait e-Commerce. Kami di Sharing Vision pascariset menemukan pada poin ini situasi bahwa kecenderungan masyarakat Indonesia semakin bergeser ke transaksi online.

Ada titik kesetimbangan baru, di mana memang realitas ekonomi di masyarakat kita sebagian online dan sebagian offline.

Meskipun terlihat beberapa item yang terus meningkat dalam preferensi pembelian daring, seperti kosmetik dan fashion, tetapi e-Commerce secara keseluruhan di Indonesia benar-benar telah menjadi sesuatu yang mainstream.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com