KOMPAS.com - Sebuah bangkai kapal yang dijuluki "Titanic of the Alps" akan diangkat dari kuburnya di bawah air setelah tenggelam selama 90 tahun.
Kapal dengan nama asli Santis ini tenggelam pada 1933 di bawah perairan Danau Constance yang terletak di perbatasan Jerman, Swiss, dan Austria.
Dikutip dari News.com.au, kapal uap Santis dijuluki "Titanic" lantaran cara kedua kapal itu tenggelam menuju kematian mereka.
Sebab, kedua kapal raksasa ini perlahan-lahan memasuki liang kubur dengan buritannya yang besar dan menyembul keluar dari air saat tenggelam.
Selain itu, keduanya juga memiliki sejumlah kesamaan teknis dalam hal pembuatan dan penggunaannya, seperti sama-sama menggunakan mesin uap tiga silinder unik.
Baca juga: Debut Kapal Pesiar Terbesar di Dunia Icon of the Seas dan Bayang-bayang Emisi Gas Rumah Kaca
Pihak berwenang Swiss telah memberikan izin kepada Asosiasi Penyelamatan Kapal untuk menarik dan mengangkat kapal Santis dengan aman ke daratan pada Maret 2024.
Presiden Asosiasi Penyelamatan Kapal Silvan Paganini mengatakan, sejak tenggelam hingga sekarang, kondisi kapal Santis masih utuh dan bagus.
"Di sini ada danau air tawar, sangat dalam di kedalaman 210 meter, sangat gelap di sana, tidak banyak oksigen, jadi kondisinya sangat terjaga dengan baik," kata Paganini.
"Anda masih bisa melihat cat di bagian samping dan membaca huruf-huruf di sisi kapal." imbuhnya.
Setelah diangkat dari kuburnya di dasar laut, kapal ini akan secara resmi diakui sebagai kapal uap tertua yang masih ada di Danau Constance.
Kapal Santis dapat mengangkut hingga 400 penumpang dan menghabiskan waktu 40 tahun berlayar melintasi Danau Constance.
Kapal ini memiliki panjang 158 kaki dan selalu dianggap sebagai kapal pengangkut yang tepercaya.
Baca juga: Kapalnya Meledak, OceanGate Masih Iklankan Tur Wisata Titanic
Terlepas dari kemiripan tampilan dan desainnya dengan Titanic, Santis tenggelam setelah dilanda masalah keuangan.
Paganini mengatakan, kapal tersebut adalah kapal pertama yang beralih dari mesin bertenaga batu bara ke mesin bertenaga minyak, yang pada akhirnya menyebabkan kapal ini tenggelam secara tragis.
"Kapal itu ditenggelamkan karena sudah tidak digunakan dan tidak dibutuhkan lagi," kata dia, dikutip dari Britain's News Channel.