Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Kapal "Titanic of The Alps" Muncul dan Akan Diangkat ke Permukaan Setelah Tenggelam 90 Tahun

Kompas.com - 09/02/2024, 14:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah bangkai kapal yang dijuluki "Titanic of the Alps" akan diangkat dari kuburnya di bawah air setelah tenggelam selama 90 tahun.

Kapal dengan nama asli Santis ini tenggelam pada 1933 di bawah perairan Danau Constance yang terletak di perbatasan Jerman, Swiss, dan Austria.

Dikutip dari News.com.au, kapal uap Santis dijuluki "Titanic" lantaran cara kedua kapal itu tenggelam menuju kematian mereka.

Sebab, kedua kapal raksasa ini perlahan-lahan memasuki liang kubur dengan buritannya yang besar dan menyembul keluar dari air saat tenggelam.

Selain itu, keduanya juga memiliki sejumlah kesamaan teknis dalam hal pembuatan dan penggunaannya, seperti sama-sama menggunakan mesin uap tiga silinder unik.

Baca juga: Debut Kapal Pesiar Terbesar di Dunia Icon of the Seas dan Bayang-bayang Emisi Gas Rumah Kaca

Kapal Santis akan ditarik ke permukaan

Pihak berwenang Swiss telah memberikan izin kepada Asosiasi Penyelamatan Kapal untuk menarik dan mengangkat kapal Santis dengan aman ke daratan pada Maret 2024.

Presiden Asosiasi Penyelamatan Kapal Silvan Paganini mengatakan, sejak tenggelam hingga sekarang, kondisi kapal Santis masih utuh dan bagus.

"Di sini ada danau air tawar, sangat dalam di kedalaman 210 meter, sangat gelap di sana, tidak banyak oksigen, jadi kondisinya sangat terjaga dengan baik," kata Paganini.

"Anda masih bisa melihat cat di bagian samping dan membaca huruf-huruf di sisi kapal." imbuhnya.

Setelah diangkat dari kuburnya di dasar laut, kapal ini akan secara resmi diakui sebagai kapal uap tertua yang masih ada di Danau Constance.

Kapal Santis dapat mengangkut hingga 400 penumpang dan menghabiskan waktu 40 tahun berlayar melintasi Danau Constance.

Kapal ini memiliki panjang 158 kaki dan selalu dianggap sebagai kapal pengangkut yang tepercaya.

Baca juga: Kapalnya Meledak, OceanGate Masih Iklankan Tur Wisata Titanic

Penyebab kapal Santis tenggelam

Terlepas dari kemiripan tampilan dan desainnya dengan Titanic, Santis tenggelam setelah dilanda masalah keuangan.

Paganini mengatakan, kapal tersebut adalah kapal pertama yang beralih dari mesin bertenaga batu bara ke mesin bertenaga minyak, yang pada akhirnya menyebabkan kapal ini tenggelam secara tragis.

"Kapal itu ditenggelamkan karena sudah tidak digunakan dan tidak dibutuhkan lagi," kata dia, dikutip dari Britain's News Channel.

"Itu adalah krisis besar pada 1933 dan mereka mengambil semua yang masih bisa mereka gunakan. Jadi, misalnya, seluruh dek kayu mereka singkirkan karena mereka bisa membakar kayu untuk menghasilkan panas," sambungnya.

Pasalnya, harga untuk menghancurkan kapal Santis adalah 10 kali lipat lebih mahal daripada nilai untuk menenggelamkannya, sehingga kapten kapal memutuskan untuk menenggelamkannya pada Mei 1933.

Baca juga: Malaysia Larang Semua Kapal Israel Berlabuh di Negaranya

Awak kapal sengaja menenggelamkan kapal besar tersebut dan sudah dilupakan pada akhir Perang Dunia II.

Namun setelah ditemukan kembali pada 2013, Santis terlibat dalam proyek penggalangan dana sebesar 182.000 poundsterling atau setara Rp 3,5 miliar untuk mengangkat kapal tersebut ke permukaan.

"Solusi termurah adalah dengan menggunakan kantong pengangkat. Mereka seperti balon yang bekerja di bawah air, Anda mengisinya dengan udara dan kemudian terangkat," ujar Paganini.

"Kami berencana untuk melakukan pengangkatan pertama pada akhir Maret, dari kedalaman 210 meter ke 12 meter dan kemudian pada April, pengangkatan terakhir dari 12 meter ke permukaan," tambahnya.

Baca juga: Meledak di Samudra Atlantik, Ini Sederet Kontroversi dan Masalah Kapal Selam Wisata Titanic

Kapal Santis akan direstorasi

Lebih lanjut Paganini mengatakan, setelah diangkat, kapal Santis akan direstorasi (pemulihan atau perbaikan kapal) di galangan kapal terdekat di Romanshorn, Swiss, tempat kapal itu pernah direnovasi pada 1898.

"Kami ingin menunjukkan kepada publik apa yang kami miliki di sini, sebuah monumen yang kami miliki dari para pendahulu kami. Itulah tujuan utamanya," kata Paganini.

Di seluruh Inggris, ada 52 bangkai kapal yang dilindungi dan dilestarikan. Namun, hanya lima di antaranya yang diizinkan untuk dilihat.

Hanya penyelam yang memiliki lisensi di bawah Undang-Undang Perlindungan Bangkai Kapal 1973 yang dapat mencari barang-barang yang hilang dan menjelajahi apa yang ada di bawah laut.

Baca juga: Mengira Gurita, Seorang Pria di Amerika Serikat Menemukan Bangkai Kapal Berusia 150 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com