KOMPAS.com - Hewan digolongkan menjadi dua macam, berdasarkan cara beradaptasi dengan suhu lingkungan, yakni berdarah dingin dan berdarah panas.
Hewan berdarah dingin seperti reptil, perlu berjemur di bawah sinar matahari untuk mendapatkan kehangatan.
Sebaliknya, mamalia, hewan berdarah panas, harus makan secara teratur guna mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu internal yang konstan.
Namun, dilansir dari IFL Science, mamalia yang terperangkap di sebuah pulau di Mediterania dan miskin sumber daya, menjadi satu-satunya mamalia berdarah dingin di dunia.
Mamalia tersebut merupakan Myotragus balearicus, spesies kambing yang telah lama punah dan pernah hidup di daratan penghubung Kepulauan Baleares di Laut Tengah dengan daratan Eropa.
Kini, saat Kepulauan Baleares dikelilingi oleh laut, kambing purba itu diperkirakan hidup di tempat yang sekarang menjadi Pulau Mallorca, Spanyol.
Baca juga: Spesies Baru Kucing Purba Ditemukan di Spanyol, Tubuh Kecil tapi Mampu Buru Hewan Besar
Dengan tinggi hanya 45 sentimeter, Myotragus balearicus mengalami serangkaian perubahan morfologi yang mengakibatkan spesiesnya menjadi kerdil.
Anggota tubuh Myotragus balearicus berubah jauh lebih pendek, ukuran otak lebih kecil, dan organ indera lebih kecil untuk bertahan hidup.
Kambing purba ini juga merupakan hewan pertama yang ditemukan dengan struktur tulang mirip reptil.
Reptil merupakan hewan yang tumbuh sangat lambat dan memiliki kemampuan untuk mengendalikan, bahkan menghentikan pertumbuhan berdasarkan ketersediaan sumber daya.
Perlambatan atau penguatan laju pertumbuhan secara berkala yang biasanya ada pada reptil, ditemukan tersisa pada tulang spesies kambing purba.
Baca juga: Dijuluki Fosil Hidup, Berikut 8 Hewan Purba yang Masih Ada sampai Sekarang
Dikutip dari NBC News, tulang reptil berdarah dingin, seperti buaya, memiliki garis pertumbuhan paralel yang secara siklis terhenti sebelum mulai tumbuh kembali.
Sebaliknya, hewan atau spesies berdarah panas akan menunjukkan pertumbuhan tulang yang cepat dan tidak terputus.
Sementara itu, melihat jaringan tulang kambing yang punah, para peneliti menemukan jaringan zona pipih yang sama, yang sebelumnya hanya ditemukan pada reptil ektotermik atau berdarah dingin.
Tim peneliti kemudian membandingkan tulang kambing purba dengan tulang buaya.