Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Bawa Koper Listrik ke Dalam Kabin Pesawat Citilink, Garuda, Lion Air, dan Air Asia

Kompas.com - 21/01/2024, 20:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Koper listrik, koper pintar, atau airwheel sering digunakan penumpang pesawat ketika akan bepergian. 

Dilengkapi dengan baterai, kopir listrik tak hanya untuk membawa barang, tetapi juga dapat dikendarai sehingga memudahkan penumpang saat menuju gerbang keberangkatan.

Karena itu, beberapa penumpang memilih untuk tetap membawanya ke atas kabin pesawat.

Bagi penumpang yang berencana membawa koper listrik ke atas kabin, ada beberapa aturan khusus yang perlu diperhatikan.

Berikut aturan penyimpanan koper listrik dalam pesawat untuk maskapai Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, dan Air Asia.

Baca juga: Angkasa Pura dan Citilink Disebut Larang Penumpang Bawa Koper Listrik ke Kabin, Begini Faktanya


Citilink

Head of Corporate Secretary & CSR Division PT Citilink Indonesia, Haza Ibnu Rasyad mengungkapkan, Citilink mengatur jenis koper yang boleh masuk ke kabin atau bagasi pesawat.

Menurutnya, penumpang hanya diizinkan membawa koper atau barang lain seberat maksimal 7 kilogram di kabin, dengan panjang maksimal tergantung jenis pesawat yang dinaiki.

"Ketentuan smart luggage atau airwheel yang diperbolehkan masuk ke dalam kabin pesawat, diatur sesuai dengan ketentuan penerbangan yang berlaku," ujarnya, diberitakan Kompas.com, Selasa (16/1/2024).

Koper listrik yang menggunakan baterai litium permanen atau tidak bisa dilepas-pasang dilarang masuk kabin. Tas harus ditaruh di bagasi dan pemilik perlu melapor ke maskapai minimal 4 jam sebelum keberangkatan.

Baca juga: Pintu Macet, Penumpang Pesawat Terkunci di Toilet hingga Mendarat

Koper listrik dengan baterai litium yang bisa dilepas-pasang, boleh dibawa masuk kabin pesawat. Namun, ada batasan ukuran baterai koper yang diperbolehkan.

Untuk koper listrik dengan baterai logam litium kurang atau sama dengan 100 Wh, boleh masuk kabin, tetapi baterainya harus dilepas.

Koper dengan baterai cadangan litium lebih dari 100 Wh-160 Wh, boleh masuk kabin dengan persetujuan maskapai dan baterainya dilepas.

Namun, koper atau baterai cadangan dengan kandungan logam litium lebih dari 160 Wh tidak boleh masuk kabin dan harus diangkut sebagai kargo di bagasi.

Setiap penumpang dibatasi membawa satu koper listrik dan satu baterai cadangan. Citilink juga mengimbau penumpang membeli koper di tempat terpercaya agar baterai teridentifikasi.

Baca juga: Pramugari Ini Beberkan Perilaku Penumpang Pesawat yang Paling Dibenci

Garuda Indonesia

Ilustrasi bagasi di kabin pesawat.SHUTTERSTOCK/EAKARAT BUANOI Ilustrasi bagasi di kabin pesawat.
Terpisah, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengungkapkan, barang penumpang yang dapat masuk kabin diatur untuk menjamin keselamatan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com