Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Sedang Lesu, Hong Kong Setop Jual Lahan Perumahan di Awal 2024

Kompas.com - 18/01/2024, 15:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Hong Kong menghentikan penjualan tanah perumahan atau tanah komersial dalam tiga bulan pertama di 2024.

Keputusan tersebut diambil sebagai bentuk respons lemahnya sentimen pasar dan meningkatnya tingkat kekosongan hunian di Hong Kong. Meskipun Hong Kong salah satu negara dengan harga properti termahal di dunia.

Menurut sejumlah analis, hal tersebut menandai pertama kalinya pemerintah Hong Kong tidak akan meluncurkan situs properti apa pun untuk dijual selama penjualan triwulan, dilansir dari New StraitsTimes (4/1/2024).

Baca juga: Saat Penumpang Pesawat Kehilangan 50.000 Dollar Hong Kong dan Diganti Setumpuk Uang Rp 2.000...


Harga rumah di Hong Kong turun

Dilansir dari Reuters (4/1/2024), keputusan tersebut diambil setelah pemerintah menjual sebidang tanah perumahan di perdesaan kepada satu-satunya penawar dengan harga yang lebih rendah dari ekspektasi bulan lalu.

Selain itu, terdapat pula enam lelang tanah perumahan dan komersial yang gagal pada 2023 yang merupakan rekor terbesar dalam sejarah.

Harga rumah pribadi di Hong Kong pada November 2023 turun selama tujuh bulan berturut-turut ke level terendah sejak Februari 2017, menurut data resmi.

Analis memperkirakan, harga rumah di Hong Kong akan terus turun pada paruh pertama tahun 2024 lantaran lemahnya sentimen pembelian di tengah kondisi suku bunga yang lebih tinggi.

“Fakta bahwa sentimen pasar dalam tender lahan agak lesu akhir-akhir ini, pemerintah tidak akan secara terpisah menjual lahan perumahan apa pun pada kuartal keempat,” kata Menteri Pembangunan Hong Kong Bernadette Linn. 

Dia menambahkan, pasokan lahan dari berbagai sumber untuk tahun anggaran ini sudah mampu menyediakan kapasitas untuk membangun 11.530 apartemen, sangat dekat dengan target pemerintah sebesar 12.900.

Terkait lahan komersial, Linn mengatakan pemerintah harus mempertimbangkan tingginya tingkat kekosongan saat ini dan lemahnya minat terhadap lahan.

"Dan kami melihat beberapa bangunan komersial raksasa akan menyelesaikan konstruksinya dalam beberapa tahun ke depan, yang berarti pasokannya akan meningkat," kata dia. 

Baca juga: Ranking Dunia Bulu Tangkis Terbaru, Setelah Hong Kong Open 2023

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com