Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Panas Belum Berlalu, BMKG Ungkap Potensi Kenaikan Suhu Bumi pada 2024

Kompas.com - 15/01/2024, 17:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

Sumber Guardian,

KOMPAS.com - Cuaca panas yang melanda 2023 lalu dan tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang 100.000 tahun terakhir belum berlalu.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap masih ada potensi kenaikan suhu bumi pada 2024.

Baca juga: BMKG Sebut Indonesia Dilanda El Nino dan Monsun Asia Saat Musim Hujan 2024, Apa Dampaknya?

Kepala Pusat Layanan Iklim BMKG Ardhasena Sopaheluwakan, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/1/2024), menyampaikan suhu bumi pada 2024 masih cenderung akan naik. 

"Trennya tahun ke tahun cenderung naik. Walaupun ada variasi, naik turun, tapi tren keseluruhan naik. Jadi 2024 bisa meneruskan tren cuaca panas 2023," kata dia.

Ardhasena membeberkan penyebab potensi kenaikan suhu bumi atau cuaca panas pada 2024.  

 

"Karena adanya pemanasan global dan perubahan iklim secara keseluruhan," imbuh Ardhasena.

Meskipun ada potensi cuaca panas 2024, BMKG masih akan melakukan analisis lanjutan untuk memprakirakan hal tersebut.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Diprediksi hingga Februari 2024, BMKG Ungkap Penyebabnya

Perkiraan kenaikan suhu bumi pada 2024

Tak hanya BMKG yang memproyeksikan cuaca panas 2024, mantan ilmuwan terkemuka NASA, James Hansen turut menyampaikan kenaikan suhu bumi sebesar 1,5 derajat Celsius akan terjadi pada Mei 2024.

Kenaikan suhu bumi tersebut di atas ambang batas yang disepakati dalam Perjanjian Paris, yakni 1,5 derajat Celsius.

"Kita sekarang sedang dalam proses memasuki dunia dengan kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius," kata dia, dilansir dari The Guardian.

Hansen mengungkap, kenaikan suhu bumi pada 2024 disebabkan karena adanya pemanasan global akibat pembakaran bahan bakar fosil.

Hal itu diperburuk dengan fenomena iklim El Nino yang secara berulang terjadi dengan alami.

El Nino adalah naiknya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih panas daripada rata-rata normalnya.

Sebagai fenomena, El Nino akan melemah pada Mei 2024. Namun, menurut Hansen, setelah El Nino yang biasanya meningkatkan rata-rata panas global mereda, rentang kenaikan suhu tahun berikutnya masih berada pada kisaran 1,5 derajat Celsius secara keseluruhan.

Pemanasan global juga diperkuat oleh emisi gas rumah kaca yang berdampak secara tidak langsung, seperti mencairnya es bumi.

Baca juga: 2023 Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah, Bagaimana dengan 2024?

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com