Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Berbohong soal Efektivitas Vaksin Covid-19, Jaksa Agung Texas Gugat Pfizer

Kompas.com - 20/12/2023, 16:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jaksa Agung Texas, Amerika Serikat, Ken Paxton menggugat perusahaan farmasi Pfizer atas vaksin Covid-19 yang dibuatnya.

Ken menilai, Pfizer melebih-lebihkan efektivitas vaksin Covid-19 dan menganggap perusahaan menipu masyarakat.

Dikutip dari The Guardian, gugatan ini dilayangkan Ken pada akhir bulan lalu ke pengadilan distrik negara bagian Lubbock, Texas.

"Pfizer terlibat dalam tindakan dan praktik yang salah, menipu, dan menyesatkan dengan membuat klaim yang tidak didukung mengenai vaksin Covid-19," ujar Ken Paxton dalam keterangannya.

Ia juga menilai, perusahaan telah melanggar Undang-Undang Praktik Perdagangan yang menipu warga Texas.

Baca juga: Pemprov DKI Sediakan 26.000 Dosis Vaksin Covid-19 buat Warga Jakarta

Gagal akhiri pandemi

Ken menuturkan, klaim Pfizer mengenai efektivitas menyiratkan bahwa vaksin akan secara efektif mengakiri pandemi Covid-19.

Kenyataannya, Pfizer gagal melakukan hal tersebut dalam waktu satu tahun setelah vaksin diperkenalkan.

Pada November 2020, Pfizer merilis hasil efektivitas vaksin Covid-19 sebesar 95 persen dalam 28 hari pertama usai seseorang menerima vaksin. 

Gugatan ini menyebutkan, efektivitas vaksin yang mencapai 95 persen merupakan klaim yang tidak akurat. Ia bahkan menilai tingkat kematian Covid-19 masih memburuk, meskipun vaksin telah tersedia.

Dalam gugatannya, Ken menyoroti mandat penggunaan vaksin yang menurutnya kejam dan menyebut produk itu dijual dengan kebohongan.

“Faktanya jelas, Pfizer tidak mengatakan yang sebenarnya tentang vaksin Covid-19 mereka,” ujarnya dikutip dari The Hill.

Baca juga: Mulai 2024 Vaksin Covid-19 Gratis Hanya untuk Kelompok Berisiko

Ilustrasi vaksin PfizerShutterstock/Seda Yalova Ilustrasi vaksin Pfizer

Gugatan ini memiliki setiadaknya lima tuduhan pelanggaran yang dilakukan Pfizer terhadap Undang-Undang Praktik Perdagangan.

Ken juga menuduh Pfizer memakai media sosial untuk mengintimidasi dan membungkam para penentang vaksin Pfizer, seperti yang dilakukan mantan Komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Scott Gottlieb. 

Menurunya, Gottlieb menandai postingan atau akun yang mempertanyakan maupun menyangkal kemanjuran vaksin.

Gugatan ini sekaligus meminta Pfizer agar dilarang membuat pernyataan mengenai kemanjuran vaksin buatannya, sekaligus melarang perusahaan melakukan koordinasi dengan platform media sosial terhadap orang-orang yang membicarakan kemanjuran vaksin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com