Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Gunung Slamet Disebut Bisa Belah Pulau Jawa, Ini Kata PVMBG

Kompas.com - 20/12/2023, 12:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Slamet merupakan gunung dengan tinggi 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung ini terletak di 5 kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga.

Sejumlah warganet di media sosial menyebutkan, letusan Gunung Slamet diyakini dapat membelah Pulau Jawa.

"Gunung slamet yang rumornya kalau meletus bisa membelah pulau jawa bener gak ya?" tanya pengguna akun X (dulu Twitter) @sitimayacantik, Sabtu (16/12/2023).

"Katanya bukan letusannya yg bikin belah pulau jawa, tapi retakan alias gempa yg dtimbulkan yg bisa membelah pulau jawa," balas akun @Monkey_Is_Butt.

Namun, rumor tersebut dibantah oleh warganet lainnya. Ada yang menyebut keyakinan itu hanya bermakna kiasan sementara ada yang berusaha menjelaskan secara ilmiah.

"Membelah pulau jawa secara istilah (biasane mergo politik)," kata akun @theluckiestboy.

"Inilah pentingnya belajar geografi jadi bisa membedakan vulkanik dan tektonik," ujar akun @Ravedon77.

Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Slamet berada di status Level II atau Waspada hingga Senin (18/12/2023).

Lalu, benarkah jika Gunung Slamet meletus bisa membelah Pulau Jawa?

Baca juga: UPDATE Status Gunung Slamet, Naik Jadi Waspada, Masyarakat Diminta Tidak Panik


Penjelasan PVMBG

Koordinator Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG, Ahmad Basuki membantah anggapan jika letusan Gunung Slamet bisa mematahkan Pulau Jawa.

"Sejarah erupsi Gunung slamet yang tercatat sejak tahun 1772 menunjukkan erupsi Slamet maksimalnya volcanic eruption index (VEI) 2," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (19/12/2023).

Volcanic Explosivity Index merupakan ukuran relatif dari gunung api yang digunakan untuk mengetahui volume material yang dikeluarkan saat erupsi.

Skala ini dapat menghitung kekuatan daya erupsi, volume material vulkanik yang dierupsikan, serta menganalisis frekuensi erupsi gunung api.

Menurut Ahmad, Gunung Slamet memiliki VEI maksimal 2 dengan ketinggian kolom erupsinya berkisar antara 1-5 kilometer.

"Jadi kalau berdasarkan sejarah erupsi tersebut tergolong tidak terlalu besar dan sepertinya tidak akan meratakan apalagi membelah Pulau Jawa," tegasnya.

Berdasarkan data PVMBG, Gunung Slamet tercatat mengalami erupsi sebanyak kurang lebih 24 kali sejak 1772 hingga 2014.

Gunung Slamet tercatat meletus pada 1772, 1825, 1835, sekitar 1847, 1849, 1860, 1875, 1885, sekitar 1890, 1934, 1939, 1940, 1953, 1955, 1957, 1958, 1960, 1961, 1966, 1969, 1973, 1988, April 2009, serta Maret-September 2014.

Terakhir, Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas sejak 2018.

Baca juga: Daftar Gunung Berstatus Siaga dan Waspada per Desember 2023, Termasuk Marapi dan Merapi

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com