Lebih lanjut, Ahmad menjelaskan erupsi Gunung Slamet didominasi oleh letusan abu dan semburan lava pijar.
Belum ada catatan terjadi aliran piroklastik atau awan panas guguran di gunung tersebut.
Gunung ini, katanya, juga memiliki manifestasi panas bumi atau hidrothermal. Artinya, terdapat sumber panas bumi di dekat gunung berapi ini.
"Biasanya tidak memiliki potensi untuk terjadi letusan besar," tegas Ahmad.
Gunung Slamet rata-rata memiliki jenis letusan eksplosif yang sama dengan gunung api lain di Indonesia.
Namun, ini berbeda dengan Semeru dan merapi yang umumnya dilanda awan panas saat terjadi erupsi.
"Jika Gunung Slamet erupsi dengan VEI 2, saya kira area terdampak masih sekitar radius 5 km dari kawah," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.