KOMPAS.com - Sejumlah warganet menyoroti cuaca Indonesia yang belakangan ini terasa panas dan jarang turun hujan meskipun sudah masuk musim hujan.
Kondosi tersebut berbeda dengan beberapa waktu sebelumnya yang sudah mulai kerap turun hujan.
"INI TUH HARUSNYA MUSIM UJAN GASIIIIHHH, KENAPA MALAHHH PANASSSS BANGETT, KIPAS ANGIN GUA AMPE MELEDAAAAKKKKKKKKK," tulis warganet lewat akun @convomfs, Minggu (17/12/2023).
"Rilll. Emg harusnya ujan tp malah panas banget," balas akun @kejuataucoklat.
Sebaliknya, warganet lain justru mengaku wilayahnya sudah sering turun hujan dan tidak terasa panas.
"Tempat gue udah ujan mulu anjir tiap hari, sampe dingin banget.. gaada panas2 nya, paling bentaran doang," ungkap akun @lifacntkbgt.
"Palembang lumayan sering ujan dan hawanya lumayan sejuk sih gapanas panas bgt," ujar akun @yeeaagers.
Lalu, mengapa beberapa wilayah Indonesia kembali panas dan jarang turun hujan sementara ada wilayah yang sering hujan?
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Cuaca yang Kembali Panas Akhir-akhir Ini
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengungkapkan wilayah Indonesia telah masuk musim hujan secara bertahap mulai September-Desember 2023.
Sementara periode puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada Januari dan Februari 2024.
"Saat ini memang secara umum wilayah Jawa sudah memasuki musim hujan," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (18/12/2023).
Meski begitu, Guswanto menyebut kondisi hujan beberapa hari terakhir belum turun secara merata dan dengan durasi yang bervariasi.
Menurut dia, hujan jarang turun dan cuaca panas beberapa hari terakhir terjadi karena dinamika atmosfer.
Fenomena atmosfer memengaruhi peningkatan curah hujan lebih terkonsentrasi di wilayah Jawa tengah dan timur. Sementara di wilayah Jawa bagian barat tidak terlalu signifikan.
"Dinamika atmosfer tersebut adalah terdapatnya pola tekanan rendah yang menyebabkan pola belokan dan perlambatan angin yang memicu pertumbuhan awan hujan cenderung terjadi di wilayah tengah dan timur," tambahnya.
Terkait hujan yang masih jarang turun, Guswanto menyebut ini terjadi karena Jawa Tengah baru masuk musim hujan di November. Sementara Jawa Timur baru masuk di Desember.
Selain itu, dia menjelaskan, pola subsiden dari fenomena gelombang atmosfer terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah Jawa Barat.
"Memicu pengurangan pertumbuhan awan hujan di wilayah barat, sehingga cuaca cenderung umumnya cerah-berawan dan hujan yang masih belum terlalu signifikan," imbuh dia.
Baca juga: Warganet Keluhkan Cuaca yang Kembali Terasa Panas, BMKG Ungkap Penyebabnya