Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Kembali Panas dan Jarang Turun Hujan, Ini Penyebabnya Kata BMKG

Kompas.com - 19/12/2023, 17:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet menyoroti cuaca Indonesia yang belakangan ini terasa panas dan jarang turun hujan meskipun sudah masuk musim hujan.

Kondosi tersebut berbeda dengan beberapa waktu sebelumnya yang sudah mulai kerap turun hujan. 

"INI TUH HARUSNYA MUSIM UJAN GASIIIIHHH, KENAPA MALAHHH PANASSSS BANGETT, KIPAS ANGIN GUA AMPE MELEDAAAAKKKKKKKKK," tulis warganet lewat akun @convomfs, Minggu (17/12/2023).

"Rilll. Emg harusnya ujan tp malah panas banget," balas akun @kejuataucoklat.

Sebaliknya, warganet lain justru mengaku wilayahnya sudah sering turun hujan dan tidak terasa panas.

"Tempat gue udah ujan mulu anjir tiap hari, sampe dingin banget.. gaada panas2 nya, paling bentaran doang," ungkap akun @lifacntkbgt.

"Palembang lumayan sering ujan dan hawanya lumayan sejuk sih gapanas panas bgt," ujar akun @yeeaagers.

Lalu, mengapa beberapa wilayah Indonesia kembali panas dan jarang turun hujan sementara ada wilayah yang sering hujan?

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Cuaca yang Kembali Panas Akhir-akhir Ini


Penjelasan BMKG

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengungkapkan wilayah Indonesia telah masuk musim hujan secara bertahap mulai September-Desember 2023.

Sementara periode puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada Januari dan Februari 2024.

"Saat ini memang secara umum wilayah Jawa sudah memasuki musim hujan," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (18/12/2023).

Hujan belum merata

Meski begitu, Guswanto menyebut kondisi hujan beberapa hari terakhir belum turun secara merata dan dengan durasi yang bervariasi.

Menurut dia, hujan jarang turun dan cuaca panas beberapa hari terakhir terjadi karena dinamika atmosfer.

Fenomena atmosfer memengaruhi peningkatan curah hujan lebih terkonsentrasi di wilayah Jawa tengah dan timur. Sementara di wilayah Jawa bagian barat tidak terlalu signifikan.

"Dinamika atmosfer tersebut adalah terdapatnya pola tekanan rendah yang menyebabkan pola belokan dan perlambatan angin yang memicu pertumbuhan awan hujan cenderung terjadi di wilayah tengah dan timur," tambahnya.

Terkait hujan yang masih jarang turun, Guswanto menyebut ini terjadi karena Jawa Tengah baru masuk musim hujan di November. Sementara Jawa Timur baru masuk di Desember.

Selain itu, dia menjelaskan, pola subsiden dari fenomena gelombang atmosfer terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah Jawa Barat.

"Memicu pengurangan pertumbuhan awan hujan di wilayah barat, sehingga cuaca cenderung umumnya cerah-berawan dan hujan yang masih belum terlalu signifikan," imbuh dia.

Baca juga: Warganet Keluhkan Cuaca yang Kembali Terasa Panas, BMKG Ungkap Penyebabnya

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com