Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas yang Kembali Melanda Jabodetabek

Kompas.com - 18/12/2023, 15:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Indonesia kembali terdera cuaca panas dan peningkatan suhu pada dasarian II Desember 2023.

Beberapa wilayah juga dilaporkan tidak dilanda hujan dalam beberapa hari terakhir, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Prakirawan BMKG, Nanda Alfuadi memperkirakan, potensi hujan di wilayah Jabodetabek cukup rendah untuk periode 18-23 Desember 2023.

"Beberapa hari terakhir hujan di wilayah Jabodetabek relatif tidak terlalu signifikan. Meskipun secara musim sudah mulai memasuki musim hujan," ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (17/12/2023) malam.

Lantas, apa penyebab cuaca panas di wilayah Jabodetabek?

Penyebab cuaca panas di Jabodetabek

Cuaca panas dan potensi hujan yang cukup rendah di Jabodetabek disebabkan karena adanya beberapa fenomena atmosfer.

"Kondisi tersebut secara umum dipicu oleh beberapa fenomena atmosfer yang turut memicu berkurangnya potensi hujan di wilayah Jabodetabek," jelas Nanda.

Nanda menerangkan, dalam sepekan terakhir terdapat pola tekanan rendah di sekitar utara Indonesia, salah satunya pola tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia Barat Aceh dan Laut Natuna.

Selain itu, terdapat juga pola tekanan rendah yang telah meningkat menjadi siklon tropis Jelawat di sekitar Laut Filipina.

"Kondisi dinamika atmosfer ini secara tidak langsung dapat turut memicu berkurangnya massa udara basah di sebelah selatan ekuator, sehingga potensi awan hujan menjadi relatif berkurang di wilayah selatan ekuator seperti di Jawa, termasuk Jabodetabek," terang Nanda.

Baca juga: Potensi Curah Hujan di Jabodetabek 18-23 Desember 2023

Pengaruh fenomena El Nino

Dalam beberapa hari terakhir, wilayah Jawa atau Indonesia bagian selatan dilaporkan tidak terdapat tutupan awan.

Akibatnya, sinar Matahari intens langsung ke permukaan Bumi sehingga meningkatkan suhu cuaca.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan, cuaca panas yang terjadi di wilayah Pulau Jawa juga disebabkan karena kondisi El Nino moderat.

"Hasil analisis kondisi iklim global menunjukkan kondisi El Nino Moderat dengan nilai NINO 3.4 sebesar +1.70 dan nilai SOI sebesar -6.0, Nilai DMI sebesar +1.21 juga menunjukkan Dipole Mode Positif," kata Guswanto kepada Kompas.com, Senin (18/12/2023).

"Kondisi El Nino Moderate dan Dipole Mode Positif menunjukkan potensi curah hujan rendah untuk wilayah Indonesia," imbuhnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

Tren
Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Tren
Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Tren
Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Tren
6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com