KOMPAS.com - Shinji Aoba (45), pelaku pembakaran studio Kyoto Animation pada 2019, dituntut hukuman mati pada Kamis (7/12/2023).
Jaksa di Pengadilan Distrik Kyoto menyatakan, Shinji Aoba pantas dhukum mati karena dinilai telah merencanakan tindakannya.
"Tindakannya direncanakan, sangat berbahaya, benar-benar kejam, dan mempunyai dampak yang signifikan terhadap masyarakat," kata jaksa tersebut dikutip dari Japan Times.
Jaksa mengakui bahwa Aoba sebelumnya memiliki delusi yang membuatnya percaya bahwa Kyoto Animation mencuri ide dalam novelnya.
Namun, jaksa menganggap delusi bukan merupakan suatu keadaan untuk menghindari hukuman maksimal karena pengaruhnya terhadap kejahatan terbatas.
Fokus persidangan salah satu kasus pembunuhan massal terburuk di Jepang ini adalah apakah Aoba kompeten secara hukum. Vonis diperkirakan akan dijatuhkan pada 25 Januari 2024.
Baca juga: Pembakaran Studio Animasi di Jepang, Bos Kyoto Animation: Saya Tak Bisa Berkata-kata
Sementara itu, tim pembela Aoba menilai, kliennya harus dibebaskan atau setidaknya mendapat pengurangan hukuman.
Pasalnya, Aoba saat kejadian sedang berada dalam kondisi delusi. Namun, jaksa tak sepakat dengan ucapan tim pembela.
Menurutnya, para korban tidak memiliki kesalahan, tetapi harus menghadapi situasi yang mengerikan saat kebakaran terjadi.
Menurutnya, Aoba telah mengalihkan kesalahan atas kegagalan hidupnya ke Kyoto Animation.
"Dengan motif yang tidak masuk akal dan sangat egois, Aoba melakukan kejahatan tersebut setelah dengan cermat merencanakan cara, metode, dan lokasi," ujar Jaksa, dikutip dari Asahi.
Dalam sidang itu, Aoba pun telah menyatakan permintaan maaf kepada para keluargan.
"Yang bisa saya katakan hanyalah saya minta maaf," ujarnya,
Baca juga: Setelah Sadar, Pria Ini Didakwa dalam Kasus Pembakaran Studio Kyoto Animation Jepang pada 2019
Sebagai informasi, Aoba membakar studio Kyoto Animation pada 18 Juli 2019 sekitar pukul 10.30 pagi.
Saat itu, ia menyiramkan bensin untuk menyalakan api di studio ini.
Total, ada 70 karyawan di dalam gedung tersebut ketika peristiwa terjadi. Akibatnya, 36 orang dilaporkan tewas, sedangkan 32 orang lainnya mengalami luka serius.
Aoba disebut membakar studio itu sebagai tindakan balas dendam. Sebab, studio tersebut telah menolak kiriman novelnya, tetapi kemudian menjiplak karyanya.
Menurutnya, ada adegan dalam salah satu animasi karya Kyoto Animation yang dianggap mirip dengan karyanya yang pernah ditolak.
Dikutip dari CBR, eksekusi mati di Jepang terakhir dilaksanakan pada 2022 terhadap pelaku pembantaian Akihabara yang menewaskan tujuh orang.
Baca juga: Cari Motif Pembakaran Kyoto Animation, Polisi Geledah Apartemen Tersangka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.