KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Indonesia mulai memasuki musim hujan pada akhir 2023. Sementara puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari-Februari 2024.
Meski begitu, hingga saat ini, masih ada sejumlah wilayah yang belum mengalami hujan bahkan hingga 197 hari lamanya.
Diberitakan Kompas.com, Selasa (15/11/2023), daerah Sumba Timur dan Rote Ndao di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih belum hujan selama 197 hari hingga 10 November 2023.
Wilayah lain yang belum hujan di antaranya Kota Bima di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama 195 hari, Janepoto di Sulawesi Selatan 162 hari, serta Majalengka Jawa Barat 136 hari.
BMKG lewat akun Instagram @infobmkg menyebutkan ada 284 lokasi berpotensi mengalami kekeringan ekstrem. Lokasi ini berada di Jawa, NTT, Sulawesi Tenggara dan Selatan, Lampung, serta Papua.
Lalu, apa yang menyebabkan sejumlah wilayah Indonesia masih belum turun hujan menjelang musim hujan?
Baca juga: Wilayah Indonesia yang Sudah Masuk Musim Hujan, Mana Saja?
Kepala Pusat Layanan Iklim BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengungkapkan, sebanyak 70 persen wilayah Indonesia masih mengalami musim kemarau hingga November 2023.
"Berdasarkan hasil monitoirng hingga awal November 2023, beberapa wilayah di Jawa, Bali, NTB dan NTT ada yang mengalami Hari Tanpa Hujan lebih dari 60 hari," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (14/11/2023) malam.
Wilayah yang masih mengalami musim kemarau, di antaranya:
Ardhasena menjelaskan, daerah Kecamatan Kamanggih, Sumba Timur, NTT menjadi wilayah yang belum turun hujan terlama yakni selama 197 hari. Selain itu, Kecamatan Asakota, Bima, NTB belum hujan selama 195 hari.
"Walaupun beberapa wilayah sudah mulai turun hujan, bukan berarti sudah masuk musim hujan," lanjut dia.
Ardhasena menyebut, wilayah yang sudah hujan tapi belum masuk musim hujan terjadi karena hujan dalam jumlah lebih dari 50 mm/dasarian belum turun selama 30 hari berturut-turut.
Baca juga: Prakiraan Musim Hujan 2023 di Indonesia, Kapan Waktu Puncaknya? Ini Kata BMKG